Mellia dan Mellika adalah dua orang sahabat. Mereka memiliki bentuk wajah dan tubuh yang hampir sama. Mereka sama-sama memiliki wajah oval, kulit putih, dan pipi kemerahan bila terkena sinar matahari. Mereka juga memiliki bentuk mata yang hampir sama, bulat besar berbinar. Rambut mereka lurus sebahu, berwarna hitam legam mengilat. Bedanya, Mellia memiliki bola mata hitam, sedangkan Mellika agak kecokelatan. Banyak orang menyangka mereka adalah saudara kembar.
Mereka sudah saling mengenal sejak kecil karena rumah mereka bersebelahan. Mellia dan Mellika tumbuh bersama. Hobi dan kesukaan mereka juga sama. Usia mereka juga hampir sama. Mellia lebih tua delapan bulan dari Mellika.
Di mana ada Mellia, di situ pasti ada Mellika. Mereka berdua seakan tak terpisahkan. Semua mereka lakukan bersama-sama, di dalam suka maupun duka.
Duk! Duk! Duk! Suara bola basket terpantul di lapangan.
“Mellia!” seru Mellika sambil mengoper bola basket.
“Hup, aku tangkap!” teriak Mellia sambil menangkap bola basket yang dilempar Mellika.
Mellia melempar bolanya ke arah keranjang basket. Dan ... masuk! Mellia dan Mellika senang karena tak sia-sia mereka berlatih dengan giat setiap pagi.
“Berhasil!” seru Mellika.
“Ih, norak,” sela Starly dengan mimik wajah mengejek. Oh iya, kalian belum tahu, ya, Starly itu siapa. Starly adalah teman sekolah Mellika dan Mellia. Dia sangat sombong dan merasa sok cantik.
Starly memang anak yang cantik. Dia memiliki wajah bulat, mata hitam, mulut kecil, hidung kecil, rambut merah dan ada pink, selalu bergaya, berbadan tinggi, dan langsing. Tapiii … sombongnya luar biasa.
“Apaan, sih! Memangnya kami tidak boleh senang?” kata Mellia sedikit jengkel.
“Cuma masuk satu kali saja sudah senang,” ejek Starly sambil berlalu meninggalkan Mellia dan Mellika.
Kriiing …! Bunyi bel sekolah mengakhiri permainan basket. Mellia dan Mellika meninggalkan lapangan basket dan menuju ke kelas mereka. Starly masuk ke kelas kursus Memasak.
“Dia ikut pelajaran Memasak? Kira-kira gimana, ya, hasil masakannya? Hihihi …,” Mellia terkikik membayangkan rasa masakan Starly.
“Eh, kita belajar apa sekarang?” tanya Mellia sambil membereskan buku-bukunya. “Bahasa Jerman,” jawab Mellika.
“Apa?! Hiks … pelajaran yang aku enggak suka,” gerutu Mellia sambil mempersiapkan buku Bahasa Jermannya.
Tak lama, pelajaran pun dimulai. Tapi … Mellia tampak tertidur lelap. Kira-kira dia bermimpi apa, ya? Aduh, beruntung ibu guru tidak memperhatikan Mellia yang tertidur di pojok kelas.
Kriiing …! Tak terasa waktunya istirahat. Anak-anak berhamburan ke luar kelas dengan suara riang. Mellia terbangun dari tidurnya dan merasa sangat senang karena pelajaran Bahasa Jerman telah usai. Pelajaran Memasak Starly juga sudah selesai. Mellika mengajak Mellia bermain di taman.
Ketika mereka sedang berjalan, tiba-tiba ada cahaya terang yang menyilaukan jatuh tepat ke arah mereka!
TRING … TRING … TRING … PYAAAR ...! Starly yang mau membeli permen lolipop juga terkejut dan ikut terkena cahaya yang menyilaukan itu. Cahaya apa, sih, itu?!
***
“Ugh, di mana aku?” Mellia perlahan-lahan membuka matanya. Sambil mengusap-usap matanya, dia terkejut melihat sekelilingnya. Mellia masih berada di taman yang sama tapi ... ada yang berbeda!