Haritelahberganti. Hariinisaatnyabertanding. Pluit wasit telah berbunyi tanda permainan dimulai. Semua orang yang ada di Taman Sugito bersorak-sorak seru melihat pertandingan antara geng Starly dan geng Mellia.
Starly jengkel karena Mellia dan teman-temannya berhasil mengimbangi permainannya. Starly ingin mempermalukan Mellia dan gengnya. Terlintas di pikiran licik Starly untuk melakukan perbuatan curang.
AAAH ..., Starly menyandung kaki Mellika. Oh my God ...! Mellika pingsan. Pertandingan terhenti karena kondisi Mellika cukup mengkhawatirkan. Mellia segera menolong Mellika.
“Hei Starly! Mengapa kamu melukai sahabatku? Aku benar-benar benci padamu! Sekali lagi, kamu melukai Mellika, aku akan membalasnya!” seru Mellia dengan rasa sangat kecewa kepada Starly karena telah melukai sahabatnya.
Harusnya, mereka menolak tantangan itu. Rasanya seperti mimpi buruk melihat Mellika tak sadarkan diri.
Starly terdiam. Tiba-tiba, dia teringat saat masih duduk di taman kanak-kanak. Ketika itu, Mellia dan Mellika menolongnya dari anak paling nakal di sekolah mereka. Mellia sampai terluka saat berusaha menolong Starly. Dia dibawa ke rumah sakit dan mendapat beberapa jahitan di tangannya.
“Starly, apa ini balasan yang kamu berikan padaku dan Mellika?!” Mellia meneteskan air matanya.
“Maaf ...,” kata Starly penuh sesal.
“Cukup! Aku sudah tidak tahan ...!” teriak Mellia dan berlari ke sekolah.
Starly sangat menyesal atas kejadian itu. Mellia pergi ke loteng sekolah dan menangis tersedu-sedu. Sementara, Mellika masih di ruang kesehatan asrama ditemani Jirafy. Mellia sangat sedih temannya terluka.
Tiba-tiba, Starly datang bersama Bearlya, sahabatnya.
“Kenapa kamu ... melu ... kai sahabatku?” Mellia bertanya dengan terbata-bata sambil berusaha menahan kesal dan tangis.
“Maaf ... maafkan aku. Kumohon ...!” sesal Starly. “Aku hanya ingin menang. Tapi ...,” ujar Starly dengan wajah penuh sesal. Sepertinya, Mellia sangat sedih dan tidak memedulikan permintaan maaf Starly. Mellia berlalu sambil mendorong Starly lalu pergi.