Setelah berteman dengan Naggie, perasaan Mellia sedikit terhibur karena Naggie sering melucu dan menceritakan kejadian-kejadian yang membuat Mellia tertawa. Oh ya, Naggie itu rambutnya pendek pirang, mukanya oval, mata besar, alat indera yang lain kecil, suka melucu, suka menasihati, dan selalu memakai kalung yang di tengahnya ada gambar bunga.
Suatu hari, Mellia berkata kepada Naggie.
“Hei Naggie, aku mau ke dunia manusia,” canda Mellia.
“Apa? Jangan sampai bergabung sama geng ngelawak, ya,” kata Naggy.
“HAHAHA .... Kamu bisa saja. Kamu memang pintar ngelawak,” kata Mellia tertawa sampai mengagetkan anak-anak yang lain.
“Hei, geng kalian berkurang satu, ya? Kasian, deh,” olok Starly dengan gaya soknya. Hmmm … dia mulai lagi. Mendengar ucapan Starly, Mellia teringat kembali dengan Mellika. Mellia meneteskan air matanya dan pergi.
“Mellia, tunggu ...!” Naggie mengejar Mellia. Tiba-tiba, peri yang anggun itu sudah berada di sebelah Mellia.
“Jangan menangis!” Peri itu menghibur dan memeluk Mellia dengan erat, lalu pergi. “Mellia, kamu kenapa?” tanya Naggie dengan lembut.
“Enggg ...,” perkataan Mellia berhenti karena Naggie mulai bercanda. Naggie memang teman yang baik seperti Mellika.
“Ih, air matamu deras sekali. Aduh, aku hampir jatuh, nih,” canda Naggie.
“Lho, kenapa?” tangis Mellia mulai mereda.
“Karena aku lagi bermain arung jeram di sungai kamu. Hahaha …,” jawab Naggie. Mereka berdua tertawa terbahak-bahak.
“Aduh, Naggie bisa saja,” Mellia berkata sambil tertawa. Mereka berjalan beriringan menuju asrama.
***
Keesokan harinya. Mereka tidak masuk sekolah. Bukan karena bolos, tapi sekolah mereka libur. Hari ini, Mellia diajak Naggie ke suatu tempat. Mellia tidak tahu itu tempat apa.
“Aduh, buru-buru amat. Aku, kan, lagi gosok gigi,” kesal Mellia karena Naggie menyuruhnya buru-buru. Akhirnya, mereka pun berangkat.
Sesampainya di sana, Mellia sangat kagum melihat pemandangannya. Seperti negeri impian. Bunga warna-warni bermekaran di mana-mana. Kupu-kupu beterbangan. Suara burung bersahutan. Kelinci putih berlompatan dan semua pepohonan berbuah ranum. Pelangi menghiasi langit biru yang cerah. Bukit-bukit dihiasi rumput berwarna-warni. Sungai mengalir membelah bukit dan airnya berwarna putih susu. Semua serba berkilauan seperti permata.
“Naggie, ini tempat apa?” tanya Mellia sambil menciumi bunga-bunga yang indah dan harum.
“Kalau enggak salah, tempat ini bernama The Magical World. Aku agak lupa namanya, tapi masih ingat tempatnya,” ujar Naggie.
“Ini bunga apa, ya? Harum banget,” Mellia menunjuk ke arah sebuah bunga.
“Itu bunga azalea!” jawab Naggie.
Merekamenikmati pemandangan yang tampak menakjubkan. Bayangkan saja, jembatannya terbuat dari kristal, kupu-kupunya bersayap berlian, dan masih banyak lagi hal-hal yang tidak mungkin ada di dunia manusia. Tak terasa sudah cukup lama mereka berada di sana.
Setelah puas, mereka kembali ke asrama. Mellia langsung masuk ke kamarnya. Naggie heran. Apa yang dilakukan Mellia berlama-lama di kamarnya? Naggie penasaran ingin tahu.
Naggie berencana, besok saat Mellia ke sekolah, Naggie akan ke kamar Mellia. Kebetulan Naggie sedang ada tugas dari ibu guru, jadi bisa setengah hari belajarnya.