KKPK The Secret House

Mizan Publishing
Chapter #3

Three Secret Girls! Make Up!

Menjelang siang di SMP 2 Semarang, hari sangat cerah dan matahari pun bersinar terik dan terasa menyengat. Suasana di luar sekolah tampak sepi karena murid-murid masih belajar di kelas. Sesekali terdengar suara riuh di kelas yang memecah sepi.

Teeet ... teeet ... teeet ….

Suara nyaring bel tanda istirahat memecah kesunyian sekolah. Tidak lama, murid-murid SMP 2 berhamburan dari kelas. Termasuk Dinda, Diva, dan Naura, tiga sahabat yang kompak lahir batin.

Ketiganya berjalan beriringan. Tampak ketiganya mengelap keringat yang bercucuran dari kening. Meskipun belum terlalu siang, tapi hari itu benar-benar panas dan tidak ada angin yang berembus. Hal ini membuat Diva, Naura, Dinda (juga murid dan guru lainnya), berkipas-kipas baik dengan buku, kipas, dan kipas elektrik yang kecil dan pakai baterai itu. Ih ... niat banget, ya ... hihihi ....

Dinda, Diva, dan Naura adalah tiga sahabat yang ingin meraih sukses bersama. Keinginan mereka yang lain adalah berlibur bersama ke Australia. Dan langkah awal mereka untuk mewujudkan keinginan untuk meraih kesuksesaan adalah rajin bersekolah dan berprestasi.

Mereka bertiga berjalan beriringan sambil kipas-kipas menuju ke kantin. Sesampainya di kantin, mereka langsung menuju tempat favorit dan duduk di sana. Dinda celingak-celinguk karena pada jam istirahat kali ini, kantin tidak seramai biasanya.

“Eh ... eh ... pada mau pesan apa, nih?” tanya Dinda. “Aku mau traktiran, nih,” lanjutnya sambil cengar-cengir.

“Tumben baik,” canda Naura.

“Iiih … udah … cepetan, nih! Mau, enggak?” balas Dinda agak galak. “Nanti malah lama nunggunya, lho,” tambah Dinda lagi.

“Iya ... iya ... mau,” jawab Naura dan Diva kompak.

“Din, aku mau bakso dan jus jeruk, ya,” ujar Diva semangat.

“Iya ... Miss Kunti …,” balas Dinda. Memang Diva suka dipanggil Miss Kunti karena rambutnya sepanjang salah satu makhluk halus itu.

“Kalau kamu, Imutz ...?” tanya Dinda kepada Naura yang memang sering dipanggil Imutz oleh Dinda dan Diva. Meskipun, panggilannya itu sebenarnya Naura sendiri yang minta. Naura narsis banget, ya?

“Hmmm … aku mau bakso juga, tapi minumnya ... jeruk hangat ...,” pinta Naura.

“Oke, Imutz,” sahut Dinda sambil bergegas ke gerobak bakso dan gerobak jus untuk memesan dua mangkuk bakso, jus jeruk, dan jeruk hangat, untuk Diva dan Naura. Kalau Dinda sendiri memesan mi ayam dan teh botol dingin.

“Ini dia ... makanannya sudah siaaap,” kata Dinda sambil membawa nampan berisi dua mangkuk bakso, satu mangkuk mi ayam, jus jeruk, teh botol dingin, dan jeruk hangat.

Setelah meletakkan makanan dari nampan ke meja makan, mereka pun segera makan dengan lahap. Setelah makan, Dinda pun membayar makanan yang mereka makan bersama di kasir sesuai janjinya.

“Eh ... Din, makasih, udah neraktir,” kata Naura sambil tersenyum lebar.

“Iya, Din, makasih banget,” lanjut Diva.

“Iya ... sama-sama,” jawab Dinda.

Sambil berjalan menuju kelas, mereka bersenda gurau. Kebiasaan ini tidak hanya terjadi ketika jam istirahat tiba, tapi kadang terbawa saat pelajaran. Sampai-sampai, mereka bertiga sering kena tegur guru.

“Eh ... aku punya usul ... supaya kita tambah kompak, gimana kalau kita bikin geng make up. Kita, kan, suka banget sama aksesori dan fashion. Usulku, sih, geng kita namanya Three Secret Girls!” usul Dinda dengan wajah serius.

“Wah ... ide bagus, tuh!” seru Naura antusias.

“Hmmm … kalau gitu, kita pasti perlu markas buat kumpul-kumpul, kan! Aku inget, ada rumah orangtuaku yang jarang dipakai. Entar aku minta izin, deh, ke orangtuaku. Boleh enggak, rumah itu dijadiin buat markas kita. Markas untuk kita praktik dandan dan lain-lain … tapiii … pastinya itu jadi rahasia kita bertiga dan orangtua kita, ya!” papar Diva.

“Waaah, seru … asyiiik! Oke, kita izin dulu ke orangtua. Terutama kamu, Div, boleh enggak kalau kita pake rumah itu untuk kita praktik dandan ... hihihi ...!” kata Dinda.

“Oke!” sahut Diva.

“Nah, pulang sekolah besok, gimana kalau kita ke rumah itu sekaligus beres-beres,” celetuk Naura.

“Ih ... Naura ... asal celetuk aja ...!” kata Diva gemas.

“Hihihi ...,” Naura tertawa sambil meringis.

Belum selesai percakapan seru mereka, tiba-tiba bel tanda istirahat selesai pun berbunyi.

Teeet ....

“Eh ... masuk, yuk ...!” ajak Naura.

“Yuk! sekarang kita belajar di Lab Biologi, kan?” tanya Diva.

“Iya, benar,” jawab Dinda dan Naura serempak.

Dengan bergegas mereka bertiga segera masuk ke Laboratorium Biologi. Ternyata, Bu Lis, guru Biologi, telah bersiap untuk memulai pelajaran. Bu Lis memakai jas laboratorium, demikian pula dengan murid-murid.

“Assalamu ‘alaikum,” salam Bu Lis.

“Wa ‘alaikum salam,” jawab anak-anak serempak.

“Untuk pelajaran hari ini, Ibu akan memberi tugas kelompok kepada kalian. Ibu akan membagi kalian menjadi 12 kelompok. Setiap kelompok harus mempresentasikan aneka macam kelompok serangga. Ibu akan catatkan anggota kelompoknya di papan tulis,” kata Bu Lis.

Bu Lis pun menuliskan anggota kelompok masing-masing. Dengan lincah, jari tangan Bu Lis menuliskan nama anggota kelompok. Nantinya, masing-masing anggota kelompok wajib mempresentasikan hasil kerja mereka.

Lihat selengkapnya