Rodeu berjalan menuju aula utama. Hari ini, adalah hari penentuan bakat. Rodeu merasa malas karena menurut saudara-saudaranya yang lebih tua, penentuan bakat sangatlah membosankan. Tentu saja, Rodeu yang gampang bosan jadi pesimis akan prestasinya di perguruan nanti.
Pintu aula utama terbuka lebar. Baliho panjang bertuliskan “HARI PENENTUAN BAKAT” terpajang di atas pintu itu. Rodeu memasuki aula dan melihat sudah banyak temannya yang datang.
“Hei! What’s up?” sebuah suara mengejutkan Rodeu. Itu suara Xolus.
Xolus adalah teman akrab Rodeu. Dia cerewet dan pintar berbohong, bertolak belakang dengan sifat Rodeu yang pendiam.
“Not bad at all, ” jawab Rodeu. Xolus mengernyitkan dahi melihat wajah Rodeu yang ditekuk hingga kusut.
Xolus tak sempat bertanya lagi karena Rodeu menariknya untuk mencari kursi, ketika melihat para ketua guru sudah berada di atas panggung.
Tepat setelah Rodeu dan Xolus duduk, Lord Trovlus, sang Master Perguruan memulai upacara.
“Ehm, selamat pagi, Anak-Anakku. Hari ini, adalah hari penentuan bakat. Kalian semua akan diuji untuk mengetahui bakat kalian. Seperti yang telah kalian ketahui, ada tiga bidang bakat di perguruan. Ahli Pengobatan bersabuk merah, Ahli Logika bersabuk biru, dan Ahli Perang bersabuk hitam. Bola cahaya yang akan menentukan bakat kalian,” kata Lord Trovlus. Setelah itu, Master Perguruan itu mundur dari podium dan digantikan oleh Ketua Ahli Logika, Lady Polea.
“Saya akan memanggil kalian satu per satu untuk maju ke podium dan menyentuh bola cahaya sehingga bakat kalian akan diketahui,” ujar Lady Polea, lalu dia mulai sibuk memanggil nama satu persatu.
“Menurutmu, kamu masuk bidang apa?” tanya Xolus.