"Moza, bangun Nak. Kita sarapan yuk, ibu udah masak makanan kesukaan kamu lho, ini hari minggu yang cerah, lihat tuh kamu diketawain matahari, masa anak gadis jam segini belum bangun, ayo bangun, Sayang, come on!" ucap ibu membangunkan Moza yang masih terbalut selimut.
"Heeeuumm...!" Moza menggeliat seakan masih berat membuka mata. "Heuhh, kenapa Moza ngantuk banget hari ini ya, Bu. Padahal Moza ngga ngapa-ngapain, hooaamm!" ungkap Moza seraya menutup mulutnya yang menguap.
"Sebenernya ibu ngga mau ganggu tidur kamu, ibu tahu ini hari minggu, tapi anak gadis itu ngga boleh bangun terlalu siang, harus mandi pagi biar...." sang Ibu belum sempat melanjutkan kalimatnya.
"Biar selalu wangi kan, Bu?" sambung Moza.
"Iya dong, makanya buruan bangun!" jawab ibu menepuk paha putrinya.
"Iya, ibuu.. Moza mandi dulu ya, Bu," gadis itu beranjak dan bergegas ke kamar mandi.
Lima belas menit kemudian.
"Waah, ibu masak banyak banget, ada apa nih?" ucap Moza yang melihat meja makan sudah terisi dengan aneka menu.
"Ya ngga ada apa-apa dong, emang ngga boleh sekali-kali ibu masak banyak, mumpung kamu libur lho, Za, akhir-akhir ini kan kamu jarang di rumah, makan di kantor terus, jarang makan bareng ibu," jawab sang Ibu.
"Mmmmhhh...ibu....maafin Moza ya, Bu. Tapi kalau udah lihat makanan sebanyak ini dan favorit Moza semua, mana bisa Moza nolak. Yaaah, Moza gagal diet lagi dong jadinya," kata Moza memeluk ibunya.
"Kamu ini, apa yang mau di dietin sih, badan kamu udah bagus, udah ideal segitu, Nak. Ayo duduk, makan mumpung masih hangat."
***
"Huuuuufh..kenyang banget Moza, Bu. Masakan ibu emang paling juara, ngga ada duanya. Makasih, ibuku.." ungkap Moza setelah selesai makan.
Bu Hesti tersenyum, "enak kan makan di rumah, nah sekarang kamu boleh ngapain aja sesukamu, ibu ada janji sama temen lama ibu, ibu tinggal dulu ngga papa kan, Nak?"
"Moza antar ya, Bu?"
"Ngga usah, bentar lagi dia sampai jemput ibu kok, kamu inget Bu Dewi kan tetangga kita dulu?"
"Oooh, Bu Dewi, iya Moza inget. Sampaikan salam Moza buat Bu Dewi ya, Bu. Ibu hati-hati," kata Moza seraya mencium tangan ibu.
Moza hanya seorang diri di rumah, waktu libur dia gunakan untuk bersantai dan sejenak melupakan tentang pekerjaan. Dia menatap layar ponselnya dan melihat ada notifikasi dari aplikasi kliko.
Dan sesaat sebelum dia membukanya, "apa itu Kevin si cowok sok perfect itu? Apa masih berani dia hubungi aku lagi?" ucapnya bermonolog.
Anthoni adhi prastha is