Hari itu Moza kembali disibukkan dengan aktifitasnya di kantor pusat 'Swan butik'. Dia mendapati notifikasi di ponselnya. Sebuah pesan dari kliko.
Anthoni adhi prastha asked
to meet you.
Reject Or Accept
Tanpa ragu Moza menolak ajakan Anthoni. Tentu hal itu membuat Anthoni kecewa. Namun hal itu sudah sewajarnya dia terima, seperti kata Daffa, pamannya, bahwa penolakan pasti akan ia terima, sebagai konsekuensi atas perbuatannya. Anthoni kembali mencobanya untuk kedua kalinya. Dan gadis itu masih kekeh untuk menolaknya.
"Moza, please! Jangan lakukan ini. I need 'yes'. Kita harus ketemu, Moza." Anthoni bermonolog seraya menyibakkan rambut ke belakang.
You've tried it twice
This is your last chance.
"Nooo..! Aku tahu kamu bakalan lakuin ini ke aku, Moza. Aku ngga mungkin mengulangi di kali ketiga, itu hanya akan sia-sia, cuma ada satu cara. Moza, kita harus ketemu! Aku harus datang buat perbaiki semuanya!" gumam Anthoni bertekad pada pendiriannya.
Anthoni mencari alamat kantor Moza, dia tidak ada pilihan lain. Nyalinya begitu berkobar untuk menemui gadis yang pernah mengisi hari-harinya tiga tahun yang lalu, dan tentu rasa cinta belum sepenuhnya pudar dalam hatinya untuk wanita itu.
"Sorry, Moza. Tapi aku harus datang, ngga peduli respon kamu akan seperti apa, aku ingin perbaiki semuanya!" ucapnya lirih seraya menyetir mobilnya.
Kepadatan lalu lintas membuat kemacetan di kota itu, hingga membuat Anthoni semakin gelisah. Dia tak sabar bertemu dengan Moza. Walaupun di sisi lain, dia mengkhawatirkan penolakan dari gadis itu.
Satu jam kemudian sampailah dia di depan Head office of Swan boutique.