"Aku turut berduka, Sam. Kamu yang kuat ya, papa kamu udah bahagia disana, udah ngga ngrasain sakit lagi," ucap Moza menepuk bahu Sam.
"Kamu jangan sampai down ya, masih ada nyokap dan istri yang harus kamu jagain," imbuh Vira.
"Thanks, guys! Makasih kalian selalu ada buat aku," jawab Sam.
Acara berdoa selesai. Sesaat sebelum ke pemakaman, Anthoni pun datang mengucapkan bela sungkawa pada sahabatnya. Terlihat dia memeluk Samuel.
"Yang kuat ya, Bro! Aku turut berduka," ucap Anthoni memeluk Anthoni.
"Makasih, Bro!"
Moza melihat kedatangan Anthoni di gereja. Begitu pun Rani dan Vira yang terkejut melihat Anthoni yang ternyata sedang di Jakarta.
"What?? Ada Anthoni? Apa dia terbang ke Indonesia karena mendengar kabar duka dari Samuel?" tanya Vira keheranan.
"Samuel terlihat biasa aja ketemu Anthoni, apa dia udah tahu sebelumnya kalau Anthoni udah ada di Jakarta?" sambung Rani.
"Ayo ah, sebentar lagi jenazah papanya Sam diantar ke pemakaman, kita berangkat sekarang!" ajak Moza bergegas pergi tak menghiraukan obrolan kedua sahabatnya itu.
"Eh, Za, tunggu Za!" Vira dan Rani menyusul Moza.
Di Pemakaman.
Prosesi pemakaman hampir selesai, terlihat Anthoni masih setia di samping Samuel. Dia tak henti menguatkan sahabatnya itu.
"Moza, tunggu! Za, please! Aku pengen ngomong, jelasin semuanya sama kamu," kata Anthoni mencoba menyusul Moza yang sedang menuju mobilnya.
Moza menghentikan langkahnya, "ngga ada lagi yang perlu dijelasin, dan tolong jangan bikin ribut, Sam lagi berduka!" jawab Moza ketus.