TOK..TOK..TOK..!
"Masuk!"
"Maaf, Bu, saya mau bicara," kata Mitha, salah satu karyawan di butik Moza.
"Ya, Mitha. Masuk aja, ada apa?" jawab Moza.
"Begini, Bu, tadi saya mendapat telepon dari outlet cabang kedua, disana ada orderan pakaian untuk anak-anak dan juga untuk orang dewasa, terdiri dari baju hangat, piyama, kemeja, dan beberapa syal. Tapi ada sedikit kendala, Bu, stok disana sudah menipis. Apa masih ada stok untuk dikirim kesana?" jelas Mitha seraya memberikan catatan berisi rincian pesanan.
"Oke, kalau gitu kamu beritahu bagian gudang, suruh siapkan semuanya, stok disini selalu ready kok. Kapan mau diambil sama orangnya?"
"Katanya sih sore ini juga, Bu."
"Kalau gitu setelah jam makan siang harus sudah selesai packing ya, langsung kirim ke cabang kedua," ujar Moza.
"Baik, Bu!" saya permisi dulu.
"Emm, Mitha!" seru Moza menahan langkah karyawannya itu.
"Ya, Bu?"
"Siapa orang yang memesan pakaian sebanyak itu? Apa dari luar kota?" tanya Moza penasaran.
"Masih dari Jakarta, Bu. Katanya sih mau disumbangkan ke panti asuhan dan panti jompo," jawab Mitha.
"Oooh, mulia sekali orang itu. Oke, makasih ya!" pungkas Moza tersenyum senang.
"Baru kali ini ada orang belanja sebanyak itu di butik buat kepentingan kemanusiaan, biasanya mereka paling pesan cuma buat event pesta, atau untuk koleksi pribadi aja. Kalau buat disumbangkan, pasti orang lebih milih belanja di tempat-tempat grosiran. Eummhh, pasti orang itu bukan cuma kaya materi, tapi juga kaya hati. Semoga Tuhan memberkati orang itu. Hhuuuuhf..!" gumam Moza diakhiri dengan helaan napas panjangnya.
***
Jam istirahat usai, Moza baru saja selesai bersantap siang di kantin kantornya. Sebelum masuk ke ruang kerjanya, dia memastikan karyawannya sudah menyiapkan pesanan yang akan dikirim ke cabang kedua.
"Mitha, apa semuanya udah siap dikirim?" tanya Moza.
"Sudah, Bu."
"Oke, thank you ya!"
Moza kembali disibukkan dengan aktifitas di depan laptopnya. Jari jemarinya bergerak lincah di atas keyboard laptop.
TOK..TOK..TOK..!
Jemarinya sejenak terhenti mendengar suara ketukan pintu.
"Masuk!" serunya.
"Permisi, Bu. Ini ada kiriman bunga untuk ibu. Mau ditaruh dimana, Bu?" jawab Heru, salah satu security kantor.
"Eh, emm...? Kiriman bunga? Oh, taruh di meja sebelah sana aja, Pak!" jawab Moza yang tampak terkejut dengan kiriman tersebut.
"Baik, Bu!" Heru meletakkan bucket bunga mawar merah asli yang berukuran cukup besar di atas meja.