Klik "yes"

Sarniati witana
Chapter #19

Reuni SMA

"Gimana, udah mulai enjoy belum sama kerjaan disini?" tanya Daffa disela-sela menikmati makan siang di kantor.

"Enjoy kok, Om. Semuanya berjalan lancar, semua ini berkat Om Daffa yang selalu ada buat Anthoni. Makasih ya, Om!" jawab Anthoni.

"Iya, sama-sama, baguslah kalau gitu. Tapi mungkin mulai besok saya akan jarang ke kantor kamu, soalnya lagi banyak banget kerjaan di kantor Om, kamu ngga papa kan?"

"Ngga papa, Om. Aku jadi ngga enak ngrepotin Om Daffa terus, kerjaan Om jadi keteteran ya?" ujar Anthoni menghentikan makan sejenak.

"Oh, ngga, bukan itu. Kerjaan di kantor Om semuanya lancar, hanya jadwal besok lagi padat, ada beberapa meeting dengan klien Om, dan ada acara launching produk baru kebetulan," jelas Daffa.

"Wah, selamat ya Om! Semoga makin sukses ya bisnisnya. Oiya, gimana kabar anak istri Om? Maaf ya Anthoni belum sempat berkunjung ke rumah Om," kata Anthoni.

"Keluarga Om sehat semua, kapan-kapan main ya ke rumah kalau udah ngga sibuk, Zidan nanyain kamu mulu tuh, kapan uncle-nya main katanya kangen," ujar Daffa menyebutkan nama putra bungsunya.

"Aduuh jadi ngga enak nih, minggu depan deh Anthoni main, kelas berapa ya Zidan sekarang? terakhir ketemu baru masuk SD ya dulu," Anthoni tersenyum mengingat moment sebelum dirinya pergi ke Kanada.

"Sekarang udah kelas 4 SD, hobinya main basket kayak kamu dulu, begitu tahu kamu lagi Jakarta, ngoceh mulu pengen ketemu kamu pengen diajarin basket katanya tuh, udah Om bikinin lapangan sendiri di rumah buat dia latihan," jawab Daffa terlihat antusias membicarakan si Bungsu.

"Waahh, seru tuh kayaknya. Oke lah weekend besok Anthoni temui Zidan," Anthoni melanjutkan menyantap hidangan di hadapannya.

KLIIING..!

Bunyi dering pertanda ada pesan masuk dari ponsel milik Anthoni.


"Bro, sabtu depan ada reuni angkatan kita, SMA Tunas Bangsa. Kamu juga diundang, dateng ya, harus!"

Pesan singkat dari Samuel.

"Waahh, asiiik, ada reuni, kebetulan banget nih, kangen kumpul sama temen-temen SMA," ucap Anthoni yang masih menatap layar ponselnya.

"Wah, pasti seru tuh! Siapa tahu ketemu mantan," seloroh Daffa seraya tersenyum.

"Ah, Om ini bisa aja!"

"Gimana kelanjutan hubungan kamu sama Moza? Udah baikan belum?"

"Hemmm, belum Om. Dia masih marah sama aku, masih belum bisa maafin aku," jawab Anthoni lesu.

"Tapi kamu belum nyerah kan?"

"Ya ngga dong. Perjuangan Anthoni belum sampai di titik darah penghabisan, bukan Anthoni namanya kalau nyerah," tegas Anthoni penuh percaya diri.

"Wuuuiihh, ngeriii ngga tuh! Bagus lah kalau kamu masih semangat. Kalau emang kamu mau serius sama tuh cewek, kejar sampai dapet. Yaah, cewek emang banyak di luar sana, tapi nyari yang klop di hati kan susah. Kalau emang udah ada ya seriusin aja, apa lagi yang mau dicari, kamu kan juga udah cukup umur buat menikah. So, Om dukung niat serius kamu sama Moza. Semangat!" ujar Daffa mengacungkan jempol pada keponakannya itu.

"Thanks, Om. Doakan aku ya!"

"Oh, pasti, siaaap!"

***

Lihat selengkapnya