Klik "yes"

Sarniati witana
Chapter #25

Ketulusan Anthoni

KRIING ... KRIING ....

Jam 8 pagi, ponsel Moza berdering pertanda ada panggilan masuk. Moza yang sedang menyuapi sarapan ibunya, meraih ponsel di atas nakas.

"Ya, selamat pagi!" sapa Moza.

"Pagi, Bu. Maaf ganggu, tadi ada supplier telepon ke Kantor, katanya hari ini mau antar barang pesanan ibu. Jam 10 pagi kira-kira mereka kesini," jelas Mitha, karyawan Moza.

"Aduuh, harus banget ya hari ini. Ya udah, nanti saya kesana ya," jawab Moza.

"Baik, Bu. Terima kasih."

Telepon berakhir.

Moza melanjutkan menyuapi ibunya. Wajahnya tampak lesu, dia tak tega kalau harus meninggalkan ibunya di rumah sakit, apalagi masih ada terapi yang harus dijalani oleh sang Ibu.

"Kenapa, Za? ada urusan ya di kantor?" tanya ibu.

"Iya, Bu. Supplier akan datang antar barang nanti, tapi ibu kan harus terapi ntar siapa yang nemenin ibu," gerutu Moza.

"Ibu kan bisa ditemani suster, Za. Lagian kamu dari kemarin belum pulang ke rumah, pulang dulu, Nak. Lihat kondisi rumah sekalian kamu istirahat, terus ambil keperluan kamu buat disini, ibu ngga papa kok sendiri," kata ibu.

"Moza akan pergi setelah ada yang gantiin Moza disini ya, Bu. Bentar Moza coba telepon Vira dulu."

Moza kembali memegang ponsel lalu menelepon sahabatnya, Vira.

"Iya, Za. Ada apa?"

"Vir, kamu sibuk ngga hari ini?" tanya Moza merasa tidak enak.

"Emm ... ngga terlalu sih, Za. Kenapa?"

"Gini, Vir. Hari ini ada supplier mau antar barang pesanan ke butik pusat, tapi kalau aku pergi nanti ngga ada yang jagain ibu. Kamu mau tolongin aku bentar ngga, Vir? gantiin aku bentar di rumah sakit, soalnya bentar lagi ibu juga mau terapi," jelas Moza.

"Oh, iya, ngga papa, Za. Aku bisa kok, kebetulan aku lagi ngga ada jadwal meeting hari ini. Kalau gitu aku kesana ya."

"Eh, kamu seriusan? Beneran nih kamu ngga berantakan kerjaan disitu?"

"Ya ngga lah, udah tenang aja. Aku siap-siap kesana nih ya, tunggu ya." Vira menutup telepon.

"Vira mau kesini, Za?" tanya ibu.

"Iya, Bu. Ibu habiskan dulu sarapannya ya." Moza tersenyum lega.

Tak lama berselang, Vira datang ke ruangan Bu Hesti.

"Hei, Za. Aku datang," ucap Vira sambil membuka pintu. "Gimana keadaan ibu? masih ada yang nyeri ngga, Bu?" tanya Vira menghampiri Bu Hesti dan Moza.

"Ngga ada yang nyeri, ibu udah baikan kok, makasih ya, Vir udah mau direpotin sama kita," jawab Bu Hesti.

"Ngga papa, ibu. Kan Vira udah janji bakalan ada buat Moza dan ibu. Ya udah Za, tinggal aja, kamu berangkat sekarang, mau ke rumah dulu kan siap-siap, sana ntar kesiangan." Menepuk bahu Moza yang sedang duduk.

Moza tersenyum lalu merangkul Vira, "makasih ya, Vir." Moza terharu dengan kebaikan Vira. "Ibu, Moza pergi dulu ya."

"Jam berapa Za, terapinya?" tanya Vira sebelum Moza keluar.

"Jam 10 Vir, nanti ada suster kesini kok buat bantuin mapah ibu ke atas kursi roda. Terapi kurang lebih 2 jam, abis itu tolong suapin ibu makan siang dan minum obat ya, Vir. Thank you, daaaah!" jelas Moza lalu bergegas pergi.

"Oke, siaap!" jawab Vira.

***

Waktu untuk terapi pun tiba, Vira mengantar Bu Hesti ke tempat ia biasa melakukan terapi. Terapi dilakukan untuk merangsang otot-otot kaki agar terlatih untuk berfungsi kembali. Vira dengan sabar menemani ibu, sesekali ia ikut menyemangati dari dekat.

Dua jam sudah berlalu, terapi berakhir. Vira mengantar ibu kembali ke ruangan dan membaringkan di kasur.

Lihat selengkapnya