Klik "yes"

Sarniati witana
Chapter #28

Seperti Jatuh Cinta Lagi

Jarum jam menunjukkan angka 11, malam yang semakin larut, namun Anthoni masih terjaga di kamarnya. Dia belum bisa memejamkan mata, hanya berbaring dan menatap langit-langit kamarnya.

"Moza, aku ngga bisa berhenti mikirin kamu," gumamnya.

Anthoni memegangi gantungan kunci berbentuk bola basket pemberian Moza, yang selalu terpasang di tas kecilnya. Dia terus menatap benda itu.

"Andai kamu tahu, Za. Aku selalu simpan gantungan kunci ini, seperti halnya perasaanku padamu yang masih selalu tersimpan rapi, aku sayang kamu, Za." Lirih Anthoni.

Anthoni meraih ponsel miliknya yang tergeletak di atas kasur. Dia mencari nama Moza di daftar kontaknya. Senyumnya merekah setelah menemukannya.

"Chat ngga yaa? Apa dia udah tidur?" Anthoni bermonolog seraya memegangi ponselnya.

"Ah, ngga papa. Aku coba aja."

"Moza, kamu udah tidur?"

Anthoni menanti balasan chat dari Moza.

KLIIING ....

"Belum, lagi ngecek laporan penjualan butik. Ada apa?"

"Oh, maaf, aku ganggu, lanjutin aja kerjaan kamu, Za. Jangan capek-capek yaa!"

"Bentar lagi kelar kok. Oh iya, aku lupa bilang makasih buat bucket bunganya. Makasih yaa."

"Iya, semoga kamu suka. Ya udah, kamu tidur yaa, udah malam. Good night, Moza!"

"Good night!"

Chat pun berakhir. Anthoni tersenyum lega. Kebahagiaan terpancar dari wajahnya. Seperti remaja yang sedang jatuh cinta. Sudah lama dia tak merasakan itu setelah hubungannya dengan gadis itu mulai memburuk sejak tiga tahun silam. Anthoni menarik selimut dan mematikan lampu di atas nakas. Lalu memejamkan mata.

***

Dua minggu kemudian. Anthoni yang disibukkan dengan pekerjaannya di Kantor, namun selalu menyempatkan diri ke rumah sakit untuk menjenguk ibu Moza. Hingga pertemuannya dengan gadis itu semakin intens, komunikasi di antara keduanya pun terjalin dengan baik. Rasa canggung mereka pun sudah semakin berkurang. Bahkan Anthoni tak segan menemani Bu Hesti menjalani terapi di rumah sakit saat Moza pergi ke Kantor.

***

TOK ... TOK ... TOK.

"Masuk!" jawab Antoni.

Pak Martin datang bersama putrinya, Cindy.

"Pak Martin, selamat datang kembali. Mari masuk!" sapa Anthoni ramah.

Lihat selengkapnya