Klik "yes"

Sarniati witana
Chapter #29

Kembali ke Rumah

Seminggu kemudian.

Hari itu Anthoni mengantar Bu Hesti pulang dari rumah sakit. Seperti janjinya, ia masih setia mendampingi Moza untuk merawat dan menjaga sang Ibu.

"Bentar ya, Bu, saya ambil kursi roda di bagasi," kata Anthoni setelah sampai di depan rumah Moza.

Moza yang duduk di samping Anthoni pun lekas turun dari mobil untuk membantu ibunya turun dari mobil.

"Biar aku aja yang memapah ibu, kamu pegangin kursi rodanya," ucap Anthoni.

Moza mendorong kursi roda menuju pintu rumah, sedangkan Anthoni membantu membawakan tas.

"Selamat siang, Bu, selamat datang kembali di rumah ini, silakan masuk!" sapa asisten rumah tangga yang menyambut kedatangan majikannya.

"Terima kasih, Bi Inah. Kamar ibu udah dirapihin, Bi?" tanya Moza seraya memasuki rumah.

"Sudah, Non. Semua udah beres, saya juga udah siapkan makan siang buat Non Moza dan ibu," jawab Bi Inah.

"Eh, sini, Den, biar saya bawakan tasnya. Duduk dulu ya, Den, biar saya siapkan minum," sambung Bi Inah sambil mengambil alih tas dari tangan Anthoni.

"Makasih, Bi."

"Bu, ibu mau istirahat di kamar atau mau ikut makan siang bareng Moza?" tanya Moza.

"Ibu mau makan siang bareng kalian aja ya. Ibu kangen banget makan di rumah, sebulan ibu ninggalin rumah ini, rasanya seperti setahun saja."

"Oke, kalau gitu kita langsung ke ruang makan aja ya, Bu."

"Anthoni, kamu ikut makan bareng kita ya, Nak." Ajak Bu Hesti.

"Baik, Bu."

***

Aneka hidangan tersaji di meja makan. Bi Inah yang baru beberapa minggu bekerja di rumah Moza rupanya jago memasak, selain itu, ia juga rajin membereskan rumah dan merawat tanaman di depan rumah.

"Hmm ... masakan Bi Inah enak juga ya, ibu mau nambah ngga?" ucap Moza.

"Boleh, ibu mau nambah sambelnya aja," jawab ibu.

"Eeeh, kok nambah sambel sih, Bu. Hayoo, ibu lupa ya, kan kata dokter ibu harus jaga pola makan, belum boleh makan yang pedes-pedes dulu, kalau sedikit masih boleh," jelas Moza dengan lembut.

"Moza benar, Bu. Ibu harus perbanyak makan sayur dan buah, dan minum air putih yang banyak, ibu inget kan?" imbuh Anthoni seraya tersenyum.

"Hmm ... iya, iya deh. Kalah deh ibu kalau dikeroyok kalian," ucap ibu.

Moza pun terkekeh mendengar jawaban sang Ibu. Begitu juga dengan Anthoni.

"Uuugh, Moza kenyang banget nih, Bu. Masakan Bi Inah emang juara," ujar Moza setelah meneguk minumannya.

"Bi Inah ...!" seru Bu Hesti.

Bi Inah yang sedang di dapur pun menghampiri majikannya.

"Ya, Bu."

"Bi, bibi mau ngga kalau lanjut kerja di rumah saya? Jadi bibi ngga usah bolak-balik pulang, gimana?" tanya Bu Hesti.

"Wah, mau banget, Bu. Jadi, saya boleh tetap bekerja disini, Bu?" tanya Bi Inah dengan wajah semringah.

"Iya, Bi. Mulai hari ini bibi boleh tinggal disini. Makasih ya, Bi, selama kami di rumah sakit, bibi udah banyak membantu kami merawat dan menjaga rumah ini," sambung Moza.

"Aduuh, Non. Justru saya yang makasih, saya sangat membutuhkan pekerjaan, dan kebetulan temen Non Moza menawari bibi kerjaan. Makasih, ya, Non."

"Sama-sama, Bi."

"Eh, tapi, Non. Kemarin lampu teras mati, saya belum sempat menggantinya dengan lampu baru, soalnya saya ngga bisa pasangnya, maaf ya, Non."

"Biar saya aja Bi, yang pasang, saya bisa kok," sahut Anthoni.

"Oh, Den Anthoni bisa, duuh saya jadi ngga enak nih ngrepotin, kalau Aden masih capek, nanti aja pasangnya," jawab Bi Inah.

Lihat selengkapnya