kode baja, pedang langit

muhammad aziz lukman nurhakim
Chapter #1

Kota Besi Lama

Debu menari.

Angin lewat, pelan-pelan.

Cahaya keperakan tergantung di langit, tepat di atas kepala.

Kota Besi Lama tidak terbakar, juga tidak beku. Hanya hangat, kering, dan sunyi.

Bangunan-bangunan berdiri, tua dan berkarat.

Penghuninya juga begitu.


Jika kau kira kota ini dipenuhi manusia tua yang menunggu ajal dalam damai,

kau keliru.

Tidak ada manusia di sini.

Yang ada hanya robot-robot.

Tua, terlupakan, karatan.

Seperti kota ini.


Tapi satu hal tetap muda:

kemiskinan.

Itu satu-satunya hal yang tak pernah usang.


Mereka masih berjalan.

Mereka tidak hidup, tapi juga belum mati.

Di kota tua ini, mereka bertahan.


Di sisi timur, ada ladang limbah.

Teras berundak, dipenuhi tubuh-tubuh masa lalu.

Rongsokan dari zaman keemasan.


Di sanalah para tua menggali hidup.

Mencari potongan, menambal tubuh, menyambung fungsi.

Kadang untuk bertahan. Kadang untuk bermimpi.


Di antara tumpukan,

sepasang tangan bergerak.

Cekatan, diam-diam, seperti pencuri waktu.


Kepala kotak itu menunduk.

Mata kuningnya menyipit.

Jubahnya menyapu debu.


Ia menatap besi karat seperti membaca puisi.


“Sedikit lagi...”

“Mungkin hari ini aku lebih beruntung.”


Kepala kotak itu bernama Lang-Zhen.


Hari ini, seperti biasa,

ia menyusuri tumpukan rongsok,

mencoba peruntungan.

Lihat selengkapnya