“Kemana kau akan mencarinya?” tanya Gao Han.
“Seperti yang kubilang tadi—Meja Besi,” jawab Lang Zhen tanpa menoleh.
“Meja Besi yang mana? Di rumahmu ini setahuku cuma ada satu,” Gao Han mengernyit bingung.
Lang Zhen menghela napas kecil, memutar matanya sebentar.
“Meja Besi yang kumaksud adalah balai lelang di Kota Besi Lama. Mereka memegang otoritas penuh atas semua benda berharga yang ditemukan di wilayah ini. Termasuk... bangkai dari dua pengejarmu. Harganya pasti luar biasa tinggi.”
“Oh... begitu,” Gao Han mengangguk pelan. “Tapi kenapa tak kau ambil saja bangkai mereka? Bukankah kau lebih dulu tahu soal itu?”
Lang Zhen tertawa kecil, tapi tidak terdengar senang.
“Seluruh Kota Besi Lama berada di bawah kendali Meja Besi. Tidak ada satu pun yang cukup bodoh untuk mencuri dari mereka. Bahkan menyentuh barang yang mereka incar bisa berarti kehilangan lengan—atau nyawa.”
Gao Han terdiam sejenak, lalu berkata, “Tapi modul pertahanan milik Jing Tian Men memiliki struktur unik yang hanya kami kembangkan sendiri. Kecil kemungkinan kau akan menemukan yang cocok di sana.”
Lang Zhen mengangkat bahu. “Kau benar. Tapi kondisimu sekarang tidak memungkinkan menunggu lama. Modulmu terlalu rusak—bahkan sistem sekunder tidak responsif. Aku butuh pengganti, meski hanya sebagian kompatibel. Kalau beruntung, bisa kupaksa berfungsi sampai 70%.”
Gao Han tidak menjawab, hanya mengangguk perlahan. Ada banyak yang ingin ia tanyakan, tapi memilih diam. Sementara itu, Lang Zhen kembali fokus pada perkakasnya. Namun pikirannya tidak bisa lepas dari modul pertahanan yang ia bongkar. Ia sempat menemukan anomali aneh di sana—fragmen data yang tidak seharusnya ada dalam sistem pertahanan standar. Tapi ia menepis rasa penasarannya. Fokus utama sekarang adalah: menemukan modul pengganti.
“Kau bilang ingin pergi ke Meja Besi untuk cari modul. Apa kau punya cukup uang?” tanya Gao Han, memecah keheningan.
“Uang?” Lang Zhen tertawa pelan. “Sedikit. Tapi kebetulan aku pekerja lepas di sana. Kadang mereka menyuruhku memperbaiki barang, kadang sekadar memeriksa kelayakan hasil lelang.” Ia melirik Gao Han. “Dengan rekam jejakku selama ini, setidaknya mereka masih mau memberi muka. Satu modul seharusnya tak sulit.”
“Baik, kalau begitu aku ikut,” kata Gao Han, mencoba bangkit.
“Tidak perlu. Kau tunggu saja di sini,” sahut Lang Zhen tanpa menoleh.
“Terus-menerus di tempat ini... bahkan robot pun bisa bosan…”
Kata-katanya terputus. Tubuhnya sedikit bergetar, dan wajahnya tampak kehilangan fokus.
“Hei? Gao Han?” Lang Zhen segera mendekat dan menepuk bahunya.
“Terjadi lagi…,” gumam Lang Zhen sambil buru-buru mengambil alat pemeriksa dari meja. “Ini sudah hari keempat.”