Dear Kak Petra
Maaf udah nyita waktu kakak buat baca surat cinta TERPAKSA ini. Harap jangan dibuang karena kata kakak senior suatu hari surat ini akan diperiksa dan kalau ternyata udah lenyap dari muka bumi gue bakal di ospek ulang.
Oh, ya. Tolong jangan kegeeran dengan surat ini. Sekali lagi ini TERPAKSA.
NB: Cowok boyband tukang bully bukan tipeku.
Itulah sepucuk surat cinta yang Lea Crenata tulis ditengah sulutan emosi atas kesenioritasan kakak-kakak panitia ospek. Dia dipaksa menulis surat cinta untuk pemimpin organisasi KOE sebagai ganti atas penolakannya untuk melakukan tari perut di lapangan. Sungguh, dia tidak mengerti apa makna pembullyan yang kerap terjadi di tiap OSPEK.
Satu-satunya yang Lea inginkan adalah tidak menyia-nyiakan beasiswanya dengan menjalani hari-hari tenang di kampus sampai lulus dengan IPK bagus. Tapi di hari ketika mereka ternyata MEMAJANG surat itu di mading fakultas ekonomi--dan bukan memberikannya ke Petra Devan Leonidas--ketenangan tinggal mimpi baginya.
Seisi kampus menertawainya. Ditambah sembilan puluh lima persen pengguna media sosial mengatainya "cewek tebar pesona", sisanya lima persen lagi para lelaki yang mendukung Lea karena iri dengan keberuntungan seorang Petra. Dan tepat sehari setelah surat itu viral, Petra membalas dendam dengan mencetak poster bergambar foto Lea yang diambil dari facebook. Tulisan di poster itu: Malaikat KOE periode kepemimpinan Petra Devan Leonidas.
Give thanks to kakak-kakak senior kurang kerjaan, sudah lima hari Lea sembunyi-sembunyi di tiap jam kosong agar Petra tidak berbuat aneh-aneh dan menyergapnya.