Lea menghirup napas dalam-dalam saat memegang gagang pintu rumah kontrakannya. Saat seluruh keberaniannnya terkumpul, dia membuka pintu dengan tubuh tegap dan berjalan dengan langkah besarbesar menghampiri mobil Petra yang diparkir tepat di depan gerbang rumah.
Lea mengetuk-ngetuk kaca jendela tengah mobil Petra dengan wajah sangar andalannya. Petra langsung membuka pintu mobil begitu menyadari kehadiran gadis yang ditungguinya sejak sejam lalu dan keluar dari mobil.
Lea menunjuk mobil Petra sambil melototi pria itu, berharap dengan begitu Petra akan menurut. "Pinggirin nih mobil! Motor gue enggak bisa lewat."
Tentu saja Lea sadar bahwa Petra tidak akan menurut semudah itu. Jadi dia berjalan ke pintu depan mobil dan mengetuk jendelanya, mencoba berkomunikasi dengan supir.
"Silakan masuk." Ajak Petra, dan turut mempersilakan dengan tangannya.
Lea memutar wajah, melemparkan tatapan tersinisnya ke arah Petra. "Ming-gir!" Suruhnya, lagi.
Peter mendesah tawa dengan mata tajam. Baiklah, tampaknya Lea Crenata jauh lebih keras kepala dari yang dia pikirkan. "Oke, gue gak punya pilihan lain." Ucap Petra.
Petra melingkarkan tangannya di tubuh Lea dengan cepat dan langsung melempar tubuh gadis itu ke dalam mobil.
"Gila lu! MALIIING!!!!" Teriak Lea, mengharapkan pertolongan sambil mencoba menerobos pintu mobil, tapi Petra buru-buru masuk dan menutup pintu. Dan segera setelah pintu tertutup rapat, supir mobil itu langsung melaju meninggalkan tempat itu--tepat seperti perintah yang Petra sampaikan ke si supir sebelumnya untuk langsung mengebut begitu Lea dan dirinya sudah berada di dlam mobil.
Lea meninju bahu Petra sekuat tenaga. "Petra! Turunin gak?"
"Enggak. Lo mau apa?" Tantang Petra yang sedang menahan sakit akibat pukulan keras Lea.
"Awas lo kalau macem-macem! Biar lo tau ya, kakak gue tentara!"
"Dan gue Petra Leonidas. Gue bisa lakuin apa pun yang gue mau."
Lea kembali meninju bahu Petra. Dan sungguh, pukulan itu membuat Petra yakin betul bahwa Lea Crenata sudah kehilangan sifat kewanitaannya.
"Kalau sampai nilai gue jelek gara-gara lo..." Risau Lea.
"Tenang aja. Absen lo udah gue urus." Yakin Petra. "Hari ini tugas lo cuma satu. Tanda tangan kontrak."
****
Mobil Petra melaju membawa mereka ke daerah Karawachi. Berjarak hanya sekitar delapan kilometer dari kampus, tampak sebuah restoran bernuansa artistik bernama Don' Angus. Mobil Petra berhenti di depannya dan Petra mengawali turun, Lea mengikut.
Lea berdiri memandangi tulisan besar berbahan kayu nama restoran itu yang ditempel tak jauh di atas pintu masuk. Dia terperangah bukan karena kenyataan bahwa dia memang tidak pernah ke sana, bukan. Dia hanya tidak percaya bahwa untuk pertama kalinya dia membolos. Dilemparkan Lea pandangannya ke arah Petra yang berdiri berkacak pinggang di depannya.
"Masuk!" Suruhnya.
Lea mendesah dengan hidung berkerut. "In your dream!" Tegasnya dan langsung mengambil langkah menjauh--berniat jalan kaki ke kampus.