Petra dan Lea keluar berbarengan dari restoran tanpa menyantap bahkan setetes air pun dari tempat itu. Lea berjalan dengan tergesa karena takut kalau-kalau absennya bermasalah walau Petra sudah menjaminnya. Sementara Petra hanya ikut tergesa karena mengikuti langkah gadis itu, takut kalau-kalau Lea Crenata berhasil kabur lagi kali ini.
Petra membukakan pintu dan mempersilakan Lea masuk dengan gerakan kepala. Kali ini Lea setuju begitu saja. Tampaknya dia sudah cukup letih bercekak dengan pria itu. Petra pun masuk mengikuti Lea, dan mobil kembali melaju. Tapi mobil nyaman Petra berjalan ke arah yang berlawanan dengan arah kampus.
"Mau ke mana lagi?" Sambat Lea dengan mata disipitkan.
"Sabar aja dulu. Kalau nggak kena macet, paling sejam juga nyampe."
Lea mendesah tawa dengan sebelah alis terangkat. "Petruk Devil Leonidas..."
Petra melirik Lea dengan sinis, "Petra Devan Leonidas!"
"Pertanyaan gue, kita mau kemana? Lu tuh masuk universitas pake jalur apa sih?"
"Nona Lea Crenata. Memori otak lo berapa mega? Barusan lo sendiri yang nanda-tanganin surat kontrak dengan ketua KOE. Dan sekarang lo langsung melanggar perjanjian?"
Lea kembali mendesah tawa. "Dan lo ingat kan kalau kuliah Lea Crenata tidak boleh diganggu gugat?"
"Dan lo ingat kan kalau gue udah atur absen lo?"
Lea gegau.
Sungguh, tak akan ada habisnya berdebat dengan makhluk spesies Petruk Devil Leonidas, bukan? Akhirnya Lea sadar bahwa memasuki mobil pria itu tanpa bertanya adalah kesalahan besar. Penyesalan besar.
Kecuali, dia punya gaji kali ini.