Sekitar 5 menit kemudian, Melo akhirnya selesai mandi, dia kemudian buru-buru masuk ke dalam kamarnya dengan maksud untuk membuat Kayla terkejut dengan kecepatannya mandi. Melo ingin membuat dirinya menang.
Setelah 3 menit berada di kamarnya, Melo keluar dalam keadaan sudah wangi dan rapi, ia langsung pergi ke meja makan dan terkejut saat melihat sarapannya sudah tersedia di atas meja makannya. Di sana juga ada Kayla yang duduk sambil tersenyum ke arahnya.
"Loh? Kok cepet banget?" tanya Melo dengan perasaan heran.
"Ngapain lama-lama, toh ini bukannya makanan yang ribet masaknya," jawab Kayla dengan santai.
Melo lantas menatap sarapannya dengan tatapan curiga. Pria itu kemudian mencoba untuk menyentuh sarapannya tersebut.
'Ini nyata gak, ya?' pikir Melo tentang sarapannya.
"Udah, makan aja, itu beneran kok, bukan cuma khayalan kamu, begitu juga dengan aku, aku nyata loh, aku gak tahu harus bilang apa lagi sama kamu biar kamu percaya sama aku. Tapi tadi kamu bilang kalau aku kamu selesai mandi sarapan kamu udah selesai aku siapin, itu artinya kamu bakalan percaya sama apa yang aku bilang, kan?" ujar Kayla.
"Loh? Kok lo bisa baca pikiran gue? Hantu bisa baca pikiran?" tanya Melo.
"Bahasa tubuh kamu yang ngejelasin semuanya," jawab Kayla.
"Hmmm." Melo lalu duduk di kursinya dan mencoba untuk mulai memakan sarapannya yang ternyata memang nyata.
"Jadi, kenapa lo balik lagi ke sini?" tanya Melo pada Kayla seraya makan.
"Nah, itu dia. Aku juga gak tau," jawab Kayla.
"Lah?"
"Aku kira satu-satunya alasan kenapa aku gak pernah bisa pergi ke alam selanjutnya adalah karena aku harus ngasih tau salah satu dari anggota keluarga Ayah kamu kalau aku ini wanita simpanan dia. Selama beberapa bulan setelah kematian aku, aku tuh sebenarnya udah datengin keluarga besar Ayah kamu, aku juga ngedatengin Ibu dan Adik kamu loh," papar Kayla.
"Terus?"
"Dan gak satupun dari mereka yang bisa ngelihat aku. Dari situ aku sadar kalau sebenarnya yang harus aku kasih tau itu kamu, dan benar aja, ternyata cuma kamu yang bisa ngelihat aku."
"Bukannya lo bilang anak indigo juga bisa ngelihat lo?"
"Ish, iya. Maksud aku yang dari bagian keluarga Ayah kamu, loh."
"Ooooh."
"Terus?" sambung Melo.
"Walaupun aku udah tau kalau kamu adalah orang yang harus aku kasih tau hal itu, tapi aku gak siap buat datengin kamu karena aku tau gimana perasaan dan kondisi kamu setelah perceraian orangtua kamu. Intinya, aku gak siap buat ngedatengin kamu, tapi gentayangan begini sebenarnya ngebuat aku gak nyaman banget, aku bosan begini, jadi akhirnya aku kumpulin keberanian buat datengin kamu, dan akhirnya aku datengin kamu."
"Gue kali yang harusnya takut sama lo, masa iya ada hantu takut sama manusia."
"Ish, beneran."
"Iya, dah. Lanjut."
"Nah, setelah aku kasih tau ke kamu, ternyata gak terjadi apa-apa, selama ini aku ngira kalau aku harus ngasih tau kamu bahwa aku ini wanita simpanan Ayah kamu, karena gak ada satupun yang tau siapa wanita simpanan Ayah kamu, jadi aku pikir ya aku harus ngasih tau salah satu anggota keluarganya, dan ternyata itu kamu. Tapi, ternyata perkiraan aku salah, dan aku gak tau harus ngelakuin apa biar aku bisa pergi ke alam selanjutnya."
"Terus, gimana, dong?"
"Gak tau, deh. Mungkin aku harus buat kamu percaya dulu sama aku, baru aku bisa pergi ke alam selanjutnya."
"Lah, enak aja lo ngasih beban ke gue."
"Please, lah, aku tuh udah bosan gentayangan gini. Please, kamu harus percaya sama apa yang aku bilang."