"Aku yatim piatu sejak umur aku masih lima tahun, aku punya satu adik laki-laki yang umurnya dua tahun lebih muda dari pada aku, artinya umur dia tiga tahun waktu kami jadi yatim piatu, dan kira-kira umurnya sekarang sama kayak kamu, soalnya aku meninggal seumuran kamu, dan aku meninggal udah sekitar dua tahun, jadi perhitungan aku pas lah ya-"
"Iya, iya, gue gak perlu tau berapa umur adik lo, please gak usah nyeritain hal yang gak penting," Melo menginterupsi Kayla.
"Ih, aku tuh harus jelasin semuanya biar kamu ngerti, jadi dengerin aja! Gak usah protes! Toh tinggal dengerin aja apa susahnya?!" sewot Kayla.
"Lo bilang lo mau cerita dikit aja, lah kok malah banyak? Sampai adik lo pun lo ceritain."
"Ceritaku juga baru mulai, Mel. Jangan main potong-potong kenapa, toh aku nyeritain dikit doang tentang adikku."
"Iya deh, iya. Cowok selalu salah memang."
"Lah, siapa yang nyalahin kamu?"
"Yaudah lanjutin aja cerita lo, jangan jadi kemana-mana deh pembicaraannya."
"Ih, ngeselin banget, sih! Gara-gara kamu nanyain aku masih datang bulan atau enggak, akhirnya kamu yang jadi kayak perempuan yang lagi PMS!"
"Gak ada hubungannya kali."
"Ada lah."
"Apa?"
"Ini malah kamu loh yang buat pembicaraannya jadi kemana-mana, Mel."
"Kan, gue lagi yang salah."
"Lah, memang kamu yang salah, kan?"
"Iya, deh, iya, salah mulu gue mah."