Dikisahkan setelah kejadian di rumah sakit hubungan Sang Ombak dan Sang Karang semakin dekat. Kadang-kadang Sang Ombak datang ke Panti Astraliani. Kadang mereka yang datang menemui Sang Ombak yang sedang proses merekam kidung barunya, kidung dari Karang. Tetapi tidak pernah sekalipun Karang dan Ombak bertemu hanya berdua. Selalu dengan para Astraliani. Inilah yang membuat mereka meragukan perasaan masing-masing. Sebuah perasaan yang diam-diam merayap di sanubari mereka. Perasaan yang membuat mereka bersemangat sekaligus membuat mereka lemah. Perasaan bertentangan lagi. Mereka berdua bertanya apakah ini rasanya terbang cinta?
Ada kalanya saat di Panti mereka cuma duduk berdua, tapi mereka tidak mengobrol apa-apa hanya terdiam. Dulu waktu Brinta masih seseorang yang tidak terlalu dikenal oleh Padhes, Sang Ombak selalu menjadi wanita yang lebih banyak bicara. Sekarang setelah menjadi dekat, Brinta jadi takut untuk berbicara karena takut salah omong dan membuat Padhes berubah sikapnya. Sementara untuk Padhes dia tetap menjadi pendiam tapi di dalam hatinya sebenarnya perasaannya ga karuan berdekatan dengan Brinta. Lalu Brinta memberitahukan rencananya ke LK Salju.
"Mas aku ada rencana bertemu Ibu Kusuma. Aku ingin membahas tentang peluncuran kumpulan kidungku yang baru. Aku ingin ditayangkan juga di LK Salju."
"Apakah kamu yakin untuk meluncurkan itu di LK Salju. Sesungguhnya penonton kita semakin lama semakin berkurang karena kini semua orang melihat Jantara". Padhes menjelaskan permasalahan dunia pertelevisian di Indo-Nesia.
"Ya tidak apa-apa kita tayang dua-duanya. Bukankah itu perkara mudah untuk Mas Padhes Lintang, Sang Karang yang melegenda di dunia layar kaca." Padhes yang mendengar itu memperlihatkan muka tidak suka tetapi dalam hatinya dia tersenyum.
---
Keesokannya Brinta datang ke LK Salju dan menjelaskan rencana itu ke Ibu Kusuma. Untuk Ibu Kusuma mendengar seorang penyanyi terkenal ingin membuat tayangan eksklusif di LK nya tentu saja tidak akan ditolak. Lalu Brinta meminta Ibu Kusuma untuk membuat Padhes sebagai produser acara peluncuran kidungnya. Dia bilang ini bagian kesepakatan juga dengan Padhes karena sudah memberikan Kidungnya. Ibu Kusuma pun menjawab tidak masalah. Lalu setelah itu Brinta datang ke meja Padhes.
"Halo Mas... Jadi disini toh kandangmu? tanya Brinta sambil tersenyum. Semua teman-teman Padhes melihat keheranan dan kagum dengan kecantikan Brinta dan juga mereka berbisik-bisik bertanya-tanya tentang kedekatan mereka berdua. Padhes yang melihat ini menjadi tidak nyaman tapi juga merasa senang karena bisa melihat wajah Brinta lagi.
"Aku bukan binatang."
"Serius amat sih Mas, kalau serius-serius cepat tua loh..Ups memang sudah tua..hahahaha," candaan Brinta yang garing yang sangat dirindukan oleh Padhes.
"Sebenernya mau apa kamu kemari hai Barya. Cuma mau mengolok-olokku saja atau gimana?Kalau kamu cuma mau mengolok-olokku sebaiknya kamu batalkan karena aku sedang banyak kerjaan,"
"Huuu seram.. Galak banget sih..hahaha," Tapi Muka Padhes tetap serius."Baiklah Tuan tidak mau basa basi.. Jadi aku sudah berbicara dengan Ibu Kusuma dan dia setuju kamu yang akan jadi produsernya." Jawab dari Brinta.
"Hadeuh Deuhah.. kerjaan lagi deh ini." Keluh dari Sang Karang,tetapi dibalik itu semua dia sangat senang untuk menjadi bagian momen pentiing dari Sang Ombak. "Hahahha... tidak apa-apa dong Mas.. jadi ada kerjaan." Dia sukses menggoda Padhes. Sementara Padhes cuma menggeleng-gelengkan kepala.
Brinta melihat meja kerja Padhes dan melihat tidak banyak hiasan disitu. Tapi Brinta melihat citra ketika Brinta dan juga Padhes bercitra bersama anak-anak Astraliani. Itu salah satu momen yang indah menurut Brinta. Dia menaruh citra itu berarti itu juga merupakan momen indah untuk Padhes.
Lalu Brinta mulai mengganggu Padhes kerja dengan menanyakan semuanya. Kerjanya apa aja, terus ada berapa bayangnya, apa sering pulang malam dan sebagainya. Padhes sebenarnya senang ditanyain seperti itu. Malah dia berharap Brinta bertanya terus tanpa pernah berhenti dan dengan senang hati Padhes menjawabnya tapi kayaknya rekan-rekan kerja dari Sang Karang merasa terganggu. Akhirnya Padhes mengajak Karang pergi dari situ.
"Daripada kamu ganggu terus di ruangan yang ramai orang, Ayo ikut aku hai Brinta." ajak Padhes sambil mengulurkan tangan. Brinta yang kaget dengan uluran tangan Padhes terdiam sebentar. Karena menurut banyak manusia, ketika manusia berbeda jenis berpegangan tangan (bukan salaman)berarti sudah ada hubungan yang sangat dekat. Kekasih saja untuk sampai berpegangan tangan butuh proses lama.