Peluncuran kidung berlangsung sukses tanpa kendala berarti. Tetapi perasaan Padhes menjadi dingin ke Brinta. Bukan karena pernyataan Brinta yang bilang bahwa Padhes bukan siapa-siapa tapi kenyataan bahwa memang tidak akan pernah ada jalan untuk dia bersama Brinta. Sekarang dia sudah menjadi legenda Kidungian dan pantas menyandang nama Ma didepan namanya seperti Ma Dinar, Ma Raissa dan yang lainnya. Padhes turut berbahagia tapi juga menjadi lebih lara.
Selesai acara Astraliani menghampiri Padhes. Rea Malika yang sudah sembuh dari penyakitnya karena operasinya sukses meminta tolong untuk bisa menemui Sang Ombak. Sebenarnya Padhes malas untuk bertemu dengan Brinta karena permasalahan sebelumnya. Dan sudah 1 bulan dia tidak mengobrol dengannya karena Padhes juga tidak ingin mengganggu persiapan peluncuran kidung dan juga Padhes sibuk dengan persiapan acara ini.
Padhes yang mendengar permintaan Rea dan anak-anak lain yang memelas tentu saja tidak tega. Akhirnya dia mengalur pengelola Brinta dan meminta tolong agar anak-anak ini dipertemukan dengan Brinta. Sang pengelola harus menanyakan ini dulu ke Brinta nanti dia akan mengalur Padhes lagi.
---
Brinta terduduk memandang kaca riasnya. Peluncuran kidung berlangsung sukses, penonton senang tetapi sanubari Brinta masih bersedih. Tidak ada orang terdekatnya yang bisa mendukungnya. Tidak ada Ibunya, tidak ada Ainal dan juga tidak ada Padhes. Semua sibuk masing-masing dan ini juga mungkin karena kesalahan Brinta juga. Ibunya menjauh karena perkataan Brinta yang menyakitinya, Sementara Ainal juga bersikap cuek seperti biasanya dan malah dia malam ini menerima job sandiwaranya. Sementara Padhes bersikap dingin. Mungkin karena sikapku didepan wartawan yang membuatnya menjadi seperti itu. Biar bagaimanapun aku masih kekasih Ainal. Lalu Brinta meminum Adisnya, setidaknya obat ini yang bisa membuang kegundahanku.
Lalu tidak lama pengelolanya yang bernama Kama datang. Penampilan pria ini tidak berubah. Selama 3 tahun menjadi pengelola dari Sang Ombak tetap sama, dengan kemeja kebesaran berwarna merah dan juga kacamata bingkai besar menutup wajah bulatnya. Kama pun mengetuk pintu ruang artis untuk memberitahu kalau Astraliani ingin bertemu dengan Brinta.
"Ada apa wajah bulat?" tanya Brinta ke Kama. Lalu Kama memberitahu tentang anak-anak Astraliani. Brinta kaget, ternyata mereka datang. Senang hatinya dan segala kesedihan perlahan terangkat. Dan ini berarti Padhes juga akan datang, bertambah senanglah dia. Lalu dia berpesan ke Kama untuk mempersilahkan mereka menemuinya.
Setelah itu tidak lama mereka masuk, mulai dari Rea, Kisa, Bara, Minda dan yang lainnya. Setelah itu dibelakang mereka muncul Padhes dengan gayaknya yang sok dingin. Brinta melihatnya ingin tertawa tapi dia tahan supaya Padhes tidak kesenangan.
Brinta langsung memeluk dan menyapa mereka." Hai teman teman.Terima kasih yah sudah datang."
"Iya Kak. Penampilan Kakak bagus dan cantik sekali, dengan gaun Putih dan tudung nya benar-benar seperti Kidungian. Ma Raissa kalah cantik." Rea memuji penampilan Brinta. Brinta sadar setiap saat dia memang selalu tampil dengan pola baju yang sama. Gaun atau terusan dengan tudungnya.