Brinta melihat luka Padhes dan Padhes dengan berlagak sok kuat padahal dalam sanubarinya dia kesakitan. Masalahnya bukan hanya Brinta yang melihat dan mengobati luka dari Padhes, ada Rea dan anak-anak lain. Tapi nampaknya mereka semua senang melihat Padhes menahan sakit.
Lalu Kisa dan Bara memperagakan gerakan perkelahian antara Sang Karang dan Sang Angin dengan bermaksud meledeknya. Dan semua orang tertawa termasuk Padhes. Awas kalian saat aku sudah sembuh aku akan membalasnya, begitu pikir Padhes dengan tatapan ke mereka berdua. Tapi mereka tidak takut malah semakin meledek Padhes dan semuanya tertawa.
Lalu karena rasa bersalah Brinta menawarkan untuk mengantar anak-anak ke Panti. Mereka setuju tetapi Padhes juga harus ikut. Lalu Brinta melihat Padhes dan Padhes pun mengangguk. Tapi dia harus koordinasi dulu dengan bayangnya karena biar bagaimanapun dia lah produsernya.
Setelah koordinasi mereka diantarkan ke Panti. Kereta Brinta dipanjangkan sehingga bisa menampung 12 orang lagi. Kereta ini model terbaru bernama KENCANA(Kereta Ningrat Cahaya Nasional) dari pabrikan asli Indo-Nesia NURANTARA.
Kecanggihan nya selain bisa berubah dari angkutan kecil ke angkutan besar, kereta ini didesain tahan banting karena sudah dites ditabrak sebuah kereta api tapi rangkanya masih kuat. Mungkin pengelola dari Ma Brinta khawatir kalau ada kejadian tabrakan lagi.
Kereta melaju dan akhirnya sampailah mereka di panti. Setelah mengantar mereka turun dan menyerahkan kembali ke ibu Panti lalu mereka pamit. Momen ini begitu sangat dinantikan oleh Padhes, berdua lagi dengan Brinta. Dan Brinta pun tidak ingin malam ini berakhir.
"Mas waktu itu kan mas mengajakku ke tempat biasanya Mas menyendiri. Kali ini giliran aku yah yang mengajak Mas." Brinta bermaksud ingin menunjukkan tempat favoritnya. Lalu dia mengarahkan Kereta nya ke Pantai Malam.