Pernikahan Padhes dan Brinta berlangsung sederhana. Hanya dihadiri orang-orang terdekat. Pernikahan untuk orang Indo-Nesia biasanya berlangsung 3 hari 3 malam, tetapi karena mereka tidak mau terlalu banyak ramah tamah jadi hanya dibuat sehari. Prosesinya pernikahan pun cukup unik. Awalnya kedua calon pengantin berangkat dari rumah masing-masing dengan diiringi tabuhan gong dan genderang dengan maksud memberitahukan ke manusia lain bahwa mereka hendak menikah. Setelah sampai di balairung pernikahan mereka akan turun dan berjalan tanpa alas kaki. Ini dimaksudkan untuk menggambarkan kalau mereka itu sama tanpa status dan berderajat sama. Dahulu kala ketika jaman Lemuria malah sebenarnya mereka harus menanggalkan semua pakaian. Tetapi karena perkembangan jaman dan kepantasan jadinya hanya bertelanjang kaki. Padhes yang melihat Brinta datang dengan rambut gelombang terurai, gaun kebaya hijau panjang (dengan tudung tentunya) dan juga tanpa alas kaki membuat dia menahan nafas karena betapa cantiknya Brinta. Sementara Padhes sendiri memakai beskap hijau dan juga menggunakan kain batik dengan hiasan emas.
Setelah itu calon pengantin pria harus menantang salah satu anggota keluarga dari calon pengantin wanita. Jika menang maka barulah bisa menikahinya. Sebenarnya ini lebih tradisi karena hampir dipastikan sang calon pengantin pria menang, karena keluarga wanita berpura-pura kalah. Keluarga wanita juga pasti sudah menyetujui perkawinan mereka jadi memang lebih ke tradisi saja.
Tapi pernikahan Padhes dan Brinta memang unik karena mereka berdua anak yatim sehingga tidak mempunyai siapa-siapa lagi. Keluarga mereka yang datang juga hanyalah keluarga Padhes yang juga tidak terlalu dekat karena sejak dulu Padhes tinggal sendirian tanpa meminta bantuan saudara orang tuanya. Apalagi sekarang dia menikahi seorang Astralian pasti tidak ada keluarga yang akan datang, begitu juga keluarga Brinta, tidak ada satupun yang datang begitu mengetahui kalau Brinta seorang anak Astral.
Setelah prosesi bertarung maka seharusnya akan ada prosesi sungkem cuma karena orangtua Padhes sudah tidak ada dan Ibu dari Brinta tidakmaka prosesi itu langsung dilewati dan langsung menuju prosesi Kakawin di depan penghulu. Dulu kala para mempelai lah yang harus datang ke tempat penghulu. Kalau sekarang penghulu lah yang datang. Betapa jaman sudah berubah.