"Apa??"teriak Brinta di warung kopi dekat studio rekamannya. Brinta kesal dan marah karena kontrak kerjanya tidak diperpanjang lagi. Dia lalu membentak pengelolanya dan bertanya kenapa tidak diperpanjang. Pengelolanya bilang kalau penjualan kidung dan juga acara konser sang Ombaklah yang membuat kontrak tidak diperpanjang, Karena penjualan tidak sebanyak dulu dan juga penonton konser yang berkurang drastis sejak pengungkapan fakta kalau dia Anak Astral.
Emosi Brinta semakin meledak, tetapi dia tau kalau si Kama ini cuma pesuruh dan dia bukanlah penentu keputusannya. Brinta langsung keluar dari warung kopi itu dan masuk ke keretanya. Dia melaju dan menuju perusahaan rekamannya. Saat dia menuju kesana dia berpapasan dengan orang yang menghancurkan dirinya. Lalu tidak lama sosok itu memanggil. "Brinta"
Dia berbalik untuk melihat sosok itu, dan ternyata memang itu adalah Ainal. Setelah 5 tahun akhirnya mereka bertemu lagi. Ainal menanyakan sedang apa disini. Lalu Brinta bilang itu bukan urusan Ainal. Di dalam hati Brinta dia masih menyimpan amarah untuk manusia yang menghamilinya.
Lalu Ainal bilang dia cuma bertanya baik-baik. Dia mengerti kalau Brinta pasti masih marah. Dia meminta maaf kembali ke Brinta dengan bermaksud mungkin kalau aku bisa melihat anakku. Tapi jawaban Brinta tidak berubah. Dia tidak ingin kalau Ara mengetahui betapa brengseknya Ainal.
"Ya aku mengerti, mungkin belum sekarang. " kata Ainal."Dan Aku tahu kenapa kamu kesini. Pasti ingin memprotes semua pimpinan studio rekaman ini kan? Akulah yang memutus kontrakmu. Karena memang hasilnya tidak memuaskan"
Brinta yang baru mengetahui itu menjadi bingung dan resah. Berarti memang disengaja ini semua. Karena walau memang tidak sebanyak dulu, tetapi penjualan album dan acara musik masih ramai.
"Apa maksudmu? kenapa kamu setega itu?" tanya Brinta sambil berteriak.