Padhes masih lembur di kantornya dan bayang nya Dasa dan Hawa pun pamit untuk pulang. Tetapi Padhes masih mengerjakan laporan bukti belanja ketika proses rekam gambar yang harus dikerjakan malam ini juga karena sudah ditunggu bagian keuangan. Dan sejak dulu jama dia masih menjadi bayang, laporan itu harus langsung dikerjakan jangan sampai ditunda-tunda. Tetapi pikirannya tetap ke Ara bagaimana Ara bersama Ibunya. Apakah mereka baik-baik saja. Apakah Brinta menemani Ara. Walau dia dua jam lalu sudah menelpon Brinta agar pulang lebih cepat dari latihan, tetapi dia tetap khawatir
Setelah itu selesai Padhes mengumpulkan barang-barangnya dan memasukkan ke tasnya. Dia bersiap untuk pulang. Ketika memasukkan buku Silmarillon dia melihat juga citra yang dia bingkai. Citra dirinya dan Sang Ombak di atap LK Salju. Masa-masa yang indah. Lalu dia pun menuju kesana. Dinaiki anak tangga itu tapi dada nya terasa sesak. Mungkin karena banyak masalah yang sedang dia pikirkan. Setelah sampai di atas lalu dipandangnya sungai Cibiru. Ada beberapa lampu dari perahu nelayan yang sedang menjala iwak.
"Ehem" Tiba-tiba ada suara berdeham di belakang Padhes. Dia melihat ke belakang dan melihat Hawa sedang berdiri tersenyum. Gadis ini bertanya ke Padhes sedang apa di atap ini.
Tapi Padhes tidak menjawab. Dia hanya melanjutkan memandang nelayan-nelayan itu. Lalu Hawa menlanjutkan obrolannya. "Maaf Mas bukannya aku lancang, tetapi aku cuma mau bilang kalau aku tau kamu pasti sedang mempunyai banyak masalah, mungkin dengan Mba Brinta."
"Wahh bener banget kamu lancang Haw, sesungguhnya itu masalah pribadi."