Acara ulang tahun Ara berlangsung meriah. Biasanya cuma Yaya dan Ara yang merayakan ulang tahun ini. Tetapi kali ini spesial karena Biyangnya juga akhirnya mau merayakan sama-sama. Kata Brinta biarlah aku relakan dulu demi perpanjang an kontrak.Dia memanfaatkan ulang tahun ini sebagai bahan tawar dengan Ainal.
Bel rumah berbunyi dan dia membuka pintu dan melihat bayangnya Padhes, Dasa dan Hawa. Begitu melihat mereka yang datang langsung Brinta memanggil Padhes. "Ini ada bayangmu datang." Tidak lama Ara pun juga menghampiri pintu. Dan berteriak. "Kak Dasa dan Kak Hawa." Mereka lalu memeluk Ara dan memberikan kadonya. Tidak lama kemudian Padhes datang dan menyambut mereka. Pertama dia menyalami Dasa dan setelah itu dia menyalami Hawa. Keduanya tersenyum dan Brinta yang melihat memicingkan mata curiga.
Tidak lama kemudian Ainal datang. Akhirnya tiba juga saat ini. Sebenarnya sudah ditahan cukup lama agar Ainal tidak bertemu Ara. Tetapi nampaknya dia benar-benar bersikukuh agar dapat bertemu dan juga dia sudah menegaskan kalau dirinya sudah berubah. Dan Ainal pun sebenarnya masih mempunyai kartu As yaitu kontrak dari si Kidungian.
Brinta mau tak mau akhirnya menyerah dan memperbolehkan dia datang ke acara ulang tahun dari Ara. Mungkin dengan suasana ramai jadinya Ainal tidak akan macam-macam. Karena Brinta tau sifat Ainal yang mudah meledak dan kalau ada manusia lain mungkin dia akan mengerem sifatnya itu. Apalagi jika dia melihat Padhes.
Ulang tahun Sang Laut kali ini meriah, Ada teman-temannya dari sekolahan dan juga para Astraliani yang diundang oleh Padhes. Sebenarnya semenjak kejadian pengungkapan ke publik tentang statusnya sebagai anak Astral, Brinta mulai menjaga jarak dengan mereka, karena dia tidak mau terlihat oleh wartawan kalau Brinta masih merupakan bagian dari Astraliani dan menjadi bahan berita. Baginya sudah cukup drama dengan Astraliani, dia tidak ingin ada lagi masalah seperti itu. Tetapi mereka tetap saja menganggap Brinta pahlawan mereka. Astraliani melambaikan tangan ke arah Brinta dan Sang Ombak pun membalas dengan dingin.
Tidak lama kemudian bel pintu berbunyi. Dia tahu pasti Ainal datang. Lalu Brinta buka pintu rumahnya dan melihat Ainal membawa boneka beruang besar. Mungkin dia baru saja membelinya di toko dekat sini. Tapi apa Ara suka boneka? Brinta baru menyadari kalau dia tidak tahu apa-apa soal anaknya. Sebenarnya Brinta sudah menyiapkan boneka mainan Putri Lembayung, seorang putri dari kerajaan Lemuria yang baru saja keluar filmnya. Tapi mengingat dia tidak dekat dengan anaknya, dia tidak tahu apakah boneka itu akan disukai atau tidak.
Lalu Ainal dipersilahkan masuk. Brinta lalu memanggil Ara dan akhirnya Ara diperkenalkan ke ayahnya yang sebenarnya. Tadinya Brinta pikir Ara akan bersikap malu ke arah Ainal atau mungkin menyiratkan kebencian. Tapi kayaknya tidak mungkin seorang anak kecil sudah bisa membenci orang. Jadi yang dilakukan Ara justru sebaliknya. Dia senang berkenalan dengan Ainal. Syukur dia masih memanggilnya Paman, karena Brinta sendiri tidak mau Ainal dan Ara terlalu akrab.
Ara menerima kado beruang besar itu dengan senang sekali dan dia taruh di kumpulan kado-kado lainnya. Setelah itu Brinta mempersilahkan Ainal untuk menikmati pesta, karena dia sepertinya melihat ibunya di taman belakang. Dia akhirnya mendekati taman itu dan benar saja itu Ibunya.
Lalu dia menghampirinya dan menanyakan maksud dan tujuan Ibunya kesini. Ibunya bilang kalau dia ingin ikut merayakan ulang tahun cucunya. Mendengar itu Brinta menjadi kesal. Lalu dia bilang ke Ibunya "Banara itu bukan cucu ibu, karena akupun bukan anak Ibu, jadi jangan mengaku-ngaku." Teriakan itu terdengar oleh semua tamu. Dan Padhes yang sedang mengobrol dengan Hawa sambil membakar daging untuk disantap ramai - ramai menghampiri Brinta dan Ibunya.
"Ada apa ini B?"