Padhes sampai di depan rumahnya, tetapi suasana rumah tidak seperti biasanya. Ada kehidupan tetapi juga ada kesedihan. Entah ingin bersyukur atau gimana tetapi ini merupakan perkembangan karena biasanya hanya ada kesedihan. Lalu dia terkejut mendengar suara piano dan nyanyian. Dia bertanya siapa kiranya yang memainkan kidung itu. Ketika dia akhirnya masuk dan menemukan kalau ternyata Brintalah yang sedang bermain.
Ketika Padhes masuk Brinta langsung menghentikan permainannya dan melihat ke arah Padhes sambil bersikap dingin.
"Mas." Padhes terkejut mendengar suara itu. Dia melihat Brinta sedang duduk sambil memegang gelas. Penampilannya berbeda karena dia memakai pakaian kebanggaannya lagi. Baju panjang dan tudung. Rambutnya juga berubah dipotong sebahu. Kegilaan apa lagi ini pikir Padhes. Jangan-jangan Brinta sudah sampai level gawat. Kayaknya aku harus mendengar usul Ibu yang bilang dia harus dirawat di rumah sakit.
"Brinta.. Kamu?" Padhes menunjukknya dengan terkejut karena perubahan yang terjadi di istrinya.
Brinta berdiri dari kursinya "Aku kembali Mas. Dan sekarang tidak akan datang lagi kegilaan-kegilaan itu" Brinta mendekatinya dan sekarang dia melihat lebih jelas lagi. Brinta menatapnya dengan tajam. Tetapi tatapan Brinta berbeda. Penuh kehidupan dan api di matanya yang sebelumnya padam kini sudah menyala lagi walau agak berbeda. Ada kelegaan dan kehawatiran dengan api itu. Tetapi setidaknya ini sebuah kemajuan.
"Kenapa heran Mas? Tenang aja kok aku udah sadar sepenuhnya. Tidak ada lagi kegilaan-kegilaan. Aku sudah berdamai dengan waktu dan .." Tadinya Brinta ingin bilang kalau dia juga udah pamitan dengan Ara tapi dia tahan. Karena selain dia tidak mau dianggap gila lagi, dia mau menyimpan kenangan itu hanya untuk dirinya. Yang jelas sekarang pikirannya sudah terang.
"Syukur demi Maha. Brinta aku yakin kamu pasti kembali" terlihat wajah Padhes berubah dari khawatir menjadi senang. Dia memegang tangan Brinta tetapo Brinta menarik tangannya itu.
"Mas tadi aku ke kantormu loh." Padhes kaget mendengarnya. Karena dia tidak diberitahu siapa-siapa di kantornya.