Daga Zima baru saja menyelesaikan makannya lalu kemudian dia dipanggil ke ruang kepala penjara. Dia tidak menaruh curiga sama sekali dengan Kepala Penjara. Dia sudah seperti orang tua Daga. 15 tahun sudah dia dipenjara di Nusa Blambangan. Sebuah pulau penjara terpencil di tengah laut tanpa batas.
Dulu sewaktu pertama kali dia datang kesini Kepala Penjaralah yang menyambutnya. Untuk anak 5 tahun masuk penjara itu sebuah pengalaman yang susah dilupakan. Di umur itu dia sudah kehilangan orang tuanya dan juga masuk penjara. Tetapi Daga bersyukur karena di penjara ini akhirnya Daga menemukan keluarga sebenarnya.
Ruangan Kepala Penjara tidak terlalu besar. Hanya ada lemari berisi berkas-berkas tahanan, sebuah meja, sebuah komputer, sebuah LK yang menggantung di sudut ruangannya dan dua buah kursi. Satu untuk Pak Capuri, satu lagi untuk tamunya. Yang unik adalah sentuhan warna pastel hujau dan juga merah di temboknya. Ini dimaksudkan agar semua yang datang ke ruangannya menjadi lebih ceria dan tanpa beban sehingga dia bisa mengetahui isi hati sebenarnya para terpidana ini.
Daga masuk ke ruangan Pak Capuri. Dia melihat Daga sebentar kemudian dia mempersilahkan duduk. Sementara dia masih sibuk menulis surat-surat. Dada duduk dan memandangnya. Kepala Penjara ini sudah sangat tua, dan kasihan sekali hidupnya harus dihabiskan di pulau tengah lautan. Kadang Daga berpikir kalau penjaga penjara sama terpenjaranya dengan para tahanan. Mereka tidak bisa kemana-mana.
"Kamu tahu alasan aku memanggilmu?" tanya Kepala Penjara.
"Tidak Pak."
"Baiklah aku akan memberitahukan. Dulu, 15 tahun lalu kamu sudah kami terima. Walau saya juga tidak setuju dengan keputusan pengadlilan yang membiarkan anak 5 tahun dipenjara. Tapi kami menerimamu dengan suka cita. Dan kamipun menganggap kamu sebagai maskot perubahan para tahanan. Semangatmu dan suara tawamu telah menghangatkan penjara ini." Pak Capuri kemudian menghentikan tulisannya. Sementara Daga melihat LK dan menemukan ada seorang Kidungian yang akan menggelar acara Wangsul 2 minggu lagi. Sesosok wanita berambut gelombang dengan bintik-bintik merah di pipinya.
"Mengerti Daga?" suara Kepala Penjara mengagetkan lamunannya.