Awan gelap menutupi langit di siang ini, aku berlari secepat yang aku bisa agar bisa sampai ke halte bus agar tidak terguyur hujan. Hujan telah mengguyur kotaku sejak lima hari lalu yang membuatku kesusahan, apalagi cucian yang menumpuk sejak hari itu sudah hampir seperti gunung menunggu untuk dicuci akibat hujan deras yang merepotkan semua orang. Mungkin saat ini banyak yang membenci hujan, dan aku termasuk golongan itu. Aku membenci hujan semenjak kejadian itu,kejadian yang menimpa temanku. Sekaligus cinta pertama ku.
Masa masa sulit sejak hari itu bisa ku lalui akibat dorongan teman sebangku ku sindy, ia menyemangatiku agar aku tidak terlalu memikirkan kejadian yang menimpa temanku adrea. Dia berkata kepadaku kalau aku selalu sedih, dan murung temanmu pasti akan sedih juga dan dia tidak akan bisa tenang di alam sana. Walaupun sindy adalah teman sebangkuku tapi, aku tidak pernah bercerita pada siapapun apa yang sebenarnya terjadi saat itu, Sindy hanya tahu dia adalah "teman yang berharga bagiku" juga tentang diriku yang menyimpan perasaan khusus pada "temanku" itu hanya aku saja yang tahu itu.
Sudah lima belas menit berlalu tetapi hujan masih belum kunjung reda udara dingin mulai menyelimuti tubuhku, aku menunggu bus yang seharusnya tiba lima menit yang lalu, mungkin bus itu terjebak banjir, karena sebagian daerah di kotaku terendam banjir.