KOMA - Hidup dan Mati

Margo Budy Santoso
Chapter #9

Kesepakatan

“Claudy…”

“Kau sebut nama itu lagi, akan ku bunuh kau!”

“Baiklah, tunggu sebentar aku akan mengambilkannya…”

Clade dan Potio sudah mengenal sejak lama, Clade merupakan salah satu pelanggan setia di Bar tempat Potio bekerja. Hari-hari Clade selalu berakhir di Bar itu, ia hanya bermaksud untuk menenggak wine lalu lupa dengan serangkaian kejadian yang ia alami sebelumnya.

“… Silahkan wine-mu.”

“Potio…”

“Ada apa?”

“… Duduklah sebentar, ada yang ingin aku bicarakan padamu.”

Rasa heran menyelimuti diri Potio, hari ini belum terlalu larut. Gelas pertama juga baru saja tiba di meja Clade, namun Clade sudah meminta Potio untuk menemaninya. Ada sedikit pemikiran mengenai kesenangan yang berjalan di otak Potio kali ini.

“Sebetulnya, aku masih bekerja… Namun jika temanku yang meminta, baiklah.”

Clade tidak menggubris ucapan Potio. Ia menunjukan raut yang sedikit tidak nyaman. Clade tidak pernah membenci Potio, hanya saja ia sedikit tidak suka dengan setiap ucapan dan sikap Potio yang terdengar dan terlihat berlebihan.

“Lantas, apa yang ingin kau bicarakan?”

“Berapa gajimu disini?”

Potio terbahak-bahak mendengar ucapan Clade. Ia merasa Clade adalah seorang perempuan yang tidak suka basa-basi. Clade yang melihat Potio tertawa hanya diam dengan tatapan tajamnya.

“Aku tidak menyangka… Ya, tapi gajiku cukup untuk menghidupi diriku…”

“Dengar, aku tidak memiliki maksud apa pun dengan menanyakan berapa nominal gajimu…”

“… Ahhh, perempuan memang selalu seperti itu…”

Clade tidak langsung menjawab. Ia memberikan jeda dalam pembicaraannya dengan menenggak wine yang sudah tersedia sedari tadi di hadapannya.

“… Aku tau, kau tidak dapat hidup sendiri bukan?”

“… Apa maksudmu?”

“Kau mempunya adik?”

“Ya…”

“Dia masih bersekolah?”

“… Hmmmm… Untuk kali ini aku ingin kau langsung menuju point pembicaraan ini…”

Kali ini Clade yang berbalik tertawa kepada Potio. Ia kembali menenggak wine-nya, kali ini tidak sekali, ia menenggak sebanyak tiga kali secara beruntun.

“Aku ingin memberikanmu uang tambahan…”

Potio tidak mengerti dengan maksud Clade. Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apakah Clade sudah terpengaruh oleh wine, tetapi itu tidak mungkin menurut Potio. Ia tau betul Clade akan larut dalam pengaruh wine jika sudah menghabiskan tiga botol lebih.

“Kau selalu memberikanku uang tambahan Clade, disetiap tenggakan terakhirmu…”

“… Kau bodoh, kali ini berbeda.”

“… Berbeda?”

“Ya, aku tidak akan memberikanmu receh kali ini.”

“Berapa jumlahnya?”

Clade merasa Potio mulai tertarik dengan ucapannya. Ia juga sedikit tertawa dalam hati. Ia mengira Potio memang benar-benar membutuhkan uang tambahan ini.

“Kau tidak menanyakan apa yang harus kau lakukan?”

“Aku akan menanyakan itu juga, tetapi nanti.”

“Aku rasa nominalnya cukup untuk membuat adikmu yang masih sekolah bisa menyelesaikan sekolahnya…”

Potio merasa tertarik. Namun, ia masih menyimpan rasa kecurigaan terhadap Clade. Bagaimana bisa ia bisa memberikan uang sebanyak itu, padahal Potio tau, Clade tidak memiliki pekerjaan.

Lihat selengkapnya