KOMALA

Terajaana
Chapter #3

2. Mala, anak Mamah dan Bapak

2.     Mala, anak Mamah dan Bapak

 

Komala menangis, duduk memeluk lutut di sudut kamar. Widya yang saat itu baru datang setelah seharian menghadiri acara di organisasi Bhayangkari sempat terkejut menemukan Komala yang tengah menangis.

“Mala, kenapa, Nak?” sapa Widya sambil duduk lalu mengambil Komala yang saat itu sudah berusia dua belas tahun, ke pelukannya.

Tidak ada jawaban dari Komala. Hanya sedu sedannya yang terdengar semakin jelas.

“Kenapa, sayang? Cerita sama Mamah, Nak” Bujuk Widya sambil menghapus bulir-bulir air mata di pipi Komala.

“A..ku.. a.. ku,” Komala masih terisak. “Ak… u, buk… kan… anak Ma..mah sama Bap..pak?” Tanya Komala sambil menatap dengan tatapan sendu kepada Widya.

Widya terdiam menatap lembut anak angkatnya itu. Cepat atau lambat pertanyaan itu akan keluar dari mulut Komala. Widya hanya tidak menyangka, akan secepat ini.

Widya tersenyum lalu memcium kening Komala. “Kamu anak Mamah sama Bapak.”

“Tat.. tappi… Kak Robbi bilang, Mam… mah gak ngelahirin, akku.” Komala kembali terisak.

Widya menatap lembut wajah Komala yang semakin cantik, mata Widya mulai berkaca-kaca. “Mamah mungkin gak ngelahirin kamu, tapi… Mamah sama Bapak sangat sayang sama kamu, Mala.”

Komala yang berusia dua belas tahun, bisa dengan cepat mengerti apa yang disampaikan Widya. Dia mulai menangis lagi. “Kak Robbi, benar.” Katanya, lirih.

“Mamah juga tidak mau bohong sama kamu.” Widya kembali memeluk Komala. “Mamah harus siapin makan untuk Bapak. Mala mau gak bantuin Mamah?” Tanya Widya mencoba mengalihkan suasana yang tiba-tiba saja terasa sendu dan menyedihkan.

Komala melepas pelukan Widya lalu mengangguk pelan.

“Yaudah, Mamah ganti baju dulu, ya.” Widya bangkit diikuti oleh Komala.

“Mala duluan ke dapur ya, Mah.” Kata Komala lalu berjalan lesu keluar kamar.

***

“Robbi, kamu dari mana saja, Nak?” tanya Widya begitu melihat Robbi datang dan berjalan cepat menuju kamarnya.

Robbi pun mendekati Widya lalu salim. “Dari rumah Anton, Mah.”

“Sudah makan, kamu, Nak?” tanya Widya penuh perhatian.

Lihat selengkapnya