Komidi Putar Witarsih

Andriyana
Chapter #22

Mengadabi Epilog

Manzilah waktu bertawaf pada porosnya seumpama komidi putar yang dihela oleh kepak sayap malaikat-malaikat.

Serombongan manusia berebutan memilih tempat duduk melingkar yang lowong, bergonta-ganti, bergenerasi-generasi, datang-lahir lalu pergi-mati.

Sebagai refleksologi bagi persendian jiwa untuk mampu mencerap bahwa dunia bukanlah komidi.

Duhai, memanusiakan manusialah kiranya sejak kini.

Lihat selengkapnya