Komikus Hentai Tobat

Yulinda Kartika Sari
Chapter #3

Chapter 3 - Kenangan Kematian

Anggie menginap di hotel untuk sementara waktu sampai tim dekorasi interior apartemennya selesai menata tempat tinggal barunya. Pasalnya rumahnya di Jakarta Timur itu sudah terjual dan ia tak lagi berhak untuk menetap di sana.


Dia menatap layar ponsel yang menyala, berbagai notifikasi muncul berulang kali setiap ia masuk ke akun utamanya yang diikuti sebanyak 15 juta orang. Entah itu orang beneran atau tidak. Namun akun Twecheer-nya selalu ramai.


Pada kotak masuk akunnya ada banyak pria dan wanita bernafsu yang mengajaknya mengobrol. Anggie tahu betul mereka hanya ingin membahas topik sensual lalu mengajaknya ketemuan untuk berhubungan badan.


Mereka semua berpikir seseorang yang mampu menggambar dan membuat berbagai plot mesum, pasti punya pengalaman yang banyak tentang seks. Paling tidak pasti pemilik akunnya seorang mesum murahan yang mau diajak siapa saja. Anggie meringis melihat sikap mereka itu. Dia terus menggulir layar ponselnya, khususnya bagian kotak masuk untuk melihat-lihat. “Setidaknya pakai akun palsu kek,” bisiknya.


Sebab ia melihat nama suami sahabatnya yang baru saja membantunya pindahan empat jam yang lalu. Benar, Chairil Setya Mulyadi, seorang pegawai swasta atau punya jabatan penting di suatu perusahaan mineral. Entahlah, Anggie tak terlalu berniat mengulik.


Anggie baru menyadari pria itu mengikuti akun kerjanya saat lima bulan yang lalu. Dia tak tahu sejak kapan pastinya, pria itu menjadi penggemar komik pornonya. Namun pesan dari Setya kala itu ialah meminta Anggie untuk menggambar sebuah plot dimana wajah istrinya—Meimei menjadi pemeran utamanya.


Barulah dari sana, Anggie mengetahui kabar bahwa teman masa kecilnya, Meimei telah menikah.


“Pria itu tak ada mengirim pesan lagi,” gumam Anggie lagi. “Padahal pada profilku, untuk komisi harus menghubungi lewat email. Orang ini selain mesum juga lumayan bodoh,” sambungnya.


Anggie yang sudah tak berhubungan dengan Meimei selama 14 tahun lamanya, mengetahui kabar tentang wanita itu melalui komisi dari suaminya yang mesum. Perasaan Anggie menjadi aneh.


Dia mengabaikan pesan tersebut, dan mulai mencari tahu tentang Mei Tjiawijaya lagi.


Saat dirinya iseng menulis nama tersebut pada kolom pencarian di internet. Anggie menemukan fakta kawan lamanya itu telah menjadi pengacara. Hal ini langsung mengingatkannya tentang masa lalu.


Sebab kebakaran di pabrik pakaian berbahan polyester tahun 20XX, kedua orang tua Anggie yang merupakan buruh di sana menjadi salah satu korban yang tewas terbakar. Anggie yang mendadak yatim-piatu, tanpa sanak-saudara lainnya menjadi anak sebatang kara. 


Kabar kematian kedua orang-tuanya tersebut juga ia dengar dari kedua orang tua Meimei, kawannya. Malam itu, seperti malam-malam biasanya, Anggie menginap di rumah sahabatnya. Sebab kedua orang tuanya lembur lagi.


Tiba-tiba saja seseorang menghubungi nomor rumah keluarga temannya itu. Tak lama setelah itu, orang tua Meimei mengajak Anggie ke rumah sakit. Anggie tak diberi penjelasan lengkap kenapa harus ke sana? Semua yang ada di dalam mobil diam tak bersuara. Hanya Meimei yang mengenggam tangannya dengan erat.


Lihat selengkapnya