Keesokan harinya, sebelum masuk kelas, Ari mengungkapkan rencananya ke Toha, Wira dan Nara di taman. Besok sore mereka harus melakukan sesuatu di kolam renang demi Tata.
“Sori ya Ri, bukannya gue nggak peduli. Tapi gue kok jadi ngerasa aneh,” Nara menyela. “Gue inget sampai gimana waktu itu lo mati-matian selametin Tata. Inget nggak lo sampai dicekik si kaki kuda? Lo tahu, sekarang Tata pacaran sama Jodi. Terus lo masih bela-belain Tata. Kayaknya rencana lo nggak masuk di logika gue deh.”
Sejenak Ari memandangi Tata. Dia tak menyangka Nara akan berkata begitu. Begitu Juga Toha dan Wira. Tapi Toha dan Wira berpikir perkataan Nara ada benarnya juga.
“Tapi ini nggak ada urusannya sama Jodi Ra,” Ari menanggapi. “Ini demi keselamatan Tata.”
“Iya gue Tahu,” sahut Nara. “Sekarang Tata kan sudah punya pacar yang gagah dan keren tuh. Nah biar pacarnya aja yang selametin dia. Kita tinggal bilang aja sama pacarnya. Kenapa kamu susah-susah. Ntar habis kamu selametin, besok-besok dia masih enak-enakan pacaran sama Jodi?”
“Tapi kita nggak bisa bilang ke Jodi Ra” jawab Ari. “Nggak ada yang boleh tahu kalau Tata bisa ngelihat hal-hal kayak gitu.”
“Idih! Sebenarnya lo ngerti ngga sih maksud gue Ri,” Nara mulai kesal.
“Iya Ra,” jawab Ari. “Tapi please, rencana ini jangan dihubung-hubungkan sama Jodi,”
“Ih, bener-bener ya ini anak!” lalu dengan muka kesal Nara beranjak pergi dari taman. “Bener-bener nggak bisa dikasih tahu,” Nara masih mengomel saat meninggalkan ketiga temannya.
“Nara tunggu!,” Wira setengah berlari menyusul Nara.
Tinggal Ari dan Toha yang masih bengong di taman.
“Ri, lo bener-bener cinta ya sama Tata?” Toha bersuara.
“Gue itu care sama dia Ha,” jawab Ari.
“Tapi kan Tata udah punya pacar?” sahut Toha.
“Dia itu cuma pengen hidup normal Ha,” Ari mencoba menjelaskan.
“Jadi menurut dia, kita ini nggak normal dong?” tanya Toha.
“Udah ah! Gue jadi pusing,” dengan muka bersungut Ari meninggalkan taman.
Seharian di kelas, Nara benar-benar tidak bicara dengan Ari. Dia masih kesal. Toha dan Wira pun terkena imbasnya. Mereka berempat tidak saling bicara. Tapi Ari tetap akan fokus dengan tekadnya. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk melindungi Tata. Apapun resikonya. Tak terkecuali tidak berteman lagi dengan Nara, Toha dan Wira.
Malamnya Ari mengirim gambar hantunya yang di kolam renang ke Tata. Dia kirim pesan agar Tata tidak khawatir, karena besok dia akan ada di sana. Dia juga ceritakan, teman-temannya yang juga bisa lihat hantu itu, semua berhasil melompat. Tak berapa lama, terlihat notifikasi pesan Ari sudah terbaca Tata. Tata pun menghubungi Ari.
“Halo Ri,” suara Tata lirih di ponsel Ari.
“Halo Ta. Udah lihat gambarku?” jawab Ari.
“Udah. Ih, serem banget sih Ri.”
“Iya. Tapi kamu jangan takut. Pikirin hal lain kalau kamu mau loncat. Waktu nyebur, jangan lihat ke mukanya.”
“Tapi kamu ntar ada di sana kan?”