Komplotan Tidak Takut Hantu

Mohamad Novianto
Chapter #35

Bab 34 : Burung Besar Menabrak Pak Riza

Ari berjalan di trotoar setelah turun dari bus. Pagi ini dia bangun agak kesiangan. Karena kebetulan ibunya sedang tidak enak badan dan ijin tidak masuk kerja. Ari pun mempercepat langkahnya menuju gerbang sekolah. Murid-murid lain juga sudah berdatangan. Tapi sebelum masuk gerbang, di antara murid-murid berseragam yang berjalan di trotoar ada satu yang tidak berseragam. Setelah Ari perhatikan, ternyata dia bukan salah satu murid di sekolah. Langkah Ari sempat tertahan. Karena yang Ari lihat adalah perempuan berbaju putih, memakai bunga di selipan telinganya. Dia adalah perempuan yang pernah mengikuti Tata. Perempuan itu bergerak bolak-balik di depan pagar sekolah. Wajahnya selalu menatap ke halaman sekolah. Ari pun cepat-cepat masuk gerbang. Di taman, Toha, Wira dan Nara sudah menunggunya. Sepertinya mereka juga melihat apa yang Ari lihat tadi.

“Ri, lo lihat perempuan yang memakai bunga?” tanya Toha begitu Ari sampai di taman.

“Iya, kalian sekarang lihat kan?” tanya Ari.

“Iya, kayak gambar lo waktu itu?” kata Wira.

“Kayaknya dia mau masuk ke sekolah kita tapi nggak bisa. Bener apa kata Pak Hudi” kata Ari. “Eh, anak yang hilang dari toilet kemarin gimana?”

“Kemarin Pak Min yang nemuin di aula pada pingsan,” kata Toha,” Terus waktu sadar mereka bilang setelah masuk toilet mereka nggak inget apa-apa. Mereka cuma inget seperti dibawa masuk ke lorong. Katanya lorongnya panjang dan gelap. Abis itu mereka nggak inget lagi.”

“Sekarang cewek-cewek pada takut kalau ke toilet,” kata Wira.

Mereka berempat pun bertambah tegang.

“O, iya. Lo udah nanya kontak orang-orang baju putih Ra?” tanya Ari ke Nara.

“Aku udah call kakek, katanya nanti mau dia kirim di WA,” kata Nara.

“Lo sakit ya Ra?” tanya Ari melihat wajah Nara yang pucat.

“Iya nih kayaknya flunya tambah parah,” jawab Nara. Lalu dia mulai memakai tudung jaketnya.

“Emang lagi musim sih. Nyokap juga lagi flu di rumah,” Ari menambahkan.

“Mending ntar lo ijin pulang deh Ra,” kata Wira.

“Aku dah minum obat sih,” kata Nara.

Ari dan Wira sempat berpandangan sebentar. Mereka punya kecurigaan yang sama. Bisa kemungkinan Nara sakit bukan hanya karena flu. Lalu suara kepak burung itu terdengar. Mereka berempat sempat melihat ke atas tapi tidak terlihat apa-apa.

“Suaranya ke sana. Ke depan sekolah,” kata Ari.

Lihat selengkapnya