Komplotan Tidak Takut Hantu

Mohamad Novianto
Chapter #82

Bab 81 : Ari dan Penderitaan Ibunya

Ari berdiri di trotoar depan sekolah bersama murid-murid lain yang mau pulang. Bus yang ditunggunya belum datang. Di antara bising jalanan, Ari mendengar ponselnya berdering. Ternyata ada panggilan dari Tata. Ari langsung mengangkatnya.

“Halo Ta, kamu dimana?” Tanya Ari seketika.

“Ri, coba kamu ke deket pagar deh…” Pinta Tata di ponsel Ari.

Ari sempat bingung. Dia pun berjalan merapat ke pagar sekolah. Dari sana Ari bisa melihat area parkir yang sudah mulai kosong. Dan tak jauh dari tempatnya berdiri, Ari melihat mobil Tata. Jendela belakangnya terbuka. Tata terlihat di dalam sedang melambaikan tangannya ke Ari. Tangan satunya masih memegang ponsel. Dari jauh Ari bisa melihat senyum ceria Tata.

“Tadi aku lihat kamu di trotoar, jadi aku langsung telpon kamu…” suara Tata begitu riang di ponsel Ari.

“Terus mama kamu mana?” tanya Ari khawatir.

“Mamaku masih di dalam, masih ngobrol sama ibu-ibu lain,” jawab Tata.

“Ta, selamat ya kamu dapat ranking dua.”

“Kamu dong Ri yang selamat, kamu kan dapat ranking satu.”

“Kok kamu tahu Ta?”

“Nara tadi yang message ke aku… Jadi dong nanti kita masuk ke universitas favorit…”

“Iya… Jadi sih Ta…”

“Kok kayak nggak yakin gitu sih Ri? Yakin dong… kamu pasti bisa Ri…”

“Iya Ta.”

“Janji?”

“Janji Ta.”

“Demi apa?”

“Mmm… Demi kamu dong…”

Ari sebenarnya tidak yakin. Dapat ranking satu saja Ari masih belum percaya. Memang selama ini Ari selalu berusaha untuk belajar keras. Tapi Ari merasa senang bisa membuat Tata ceria dengan janji-janjinya. Dari jauh Ari melihat Tata menatapnya dengan senyum yang makin lebar.

Eh Ri, katanya kalian sudah mulai terapi ya?”

“Terapi?”

“Iya Ri, banyak yang lihat kalian dibawa Pak Riza ke gudang bawah tanah.”

“Mmm… Iya sih…

“Terus gimana Ri…”

“Mmm… Ya gitu sih…”

“Ya gitu gimana sih Ri…”

“Mmm… Sebenarnya kita nggak boleh bilang sama siapa-siapa Ta…”

“Jadi kamu nggak mau cerita ke aku Ri?”

“Ya perintahnya memang gitu Ta…”

“….”

“Ta, kamu nggak apa-apa kan?”

“Kamu tahu nggak Ri…”

“Kenapa Ta?”

“Kalau ada sesuatu yang kamu rahasiakan ke aku… Aku merasa kehilangan kamu…”

Lalu Tata terlihat menurunkan ponselnya. Dari jauh Ari bisa melihat perubahan wajah Tata yang sayu.

“Ta… Halo Ta… Ta, angkat teleponnya…”

Tata masih menatap Ari dengan wajah sayunya. Ari mencoba memberikan isarat dengan tangannya agar Tata mau mengangkat ponselnya. Karena saat ini justru Ari yang merasa takut kehilangan Tata. Tak berapa lama, Tata mengangkat lagi ponselnya.

“Ta, aku akan ceritakan semuanya, tapi janji kamu nggak cerita siapa-siapa kalau aku kasih tahu ke kamu, termasuk ke Toha, Wira sama Nara.”

“Iya, aku janji Ri.”

Lalu Ari cerita semua ke Tata tentang pertemuan mereka di gudang bawah tanah.

“Jadi kamu ketemu Kak Karin yang nulis buku tentang anak indigo itu?” tanya Tata.

“Iya Ta. Kak Karin orangnya ramah dan sabar. Dan dia tahu kalau aku akan lihat sesuatu yang terbang di sekitar sekolah.”

Lihat selengkapnya