Dua anak laki-laki yang berambut hitam dengan topi yang dimiringkan ke samping. Anak itu pun sontak kaget karena sosok Kardi.
"Mati kita, ketahuan orang kalau kita bolos," ucap anak-anak itu, keringat dingin.
Kardi pun juga terheran-heran mengapa ada anak yang berada di hutan di siang bolong begini. Akhirnya, bertanyalah dia kepada dua sosok anak itu.
"Gimana, Kar? Ada apa di semak-semak itu?"
Namun belum sempat Kardi bertanya kepada dua anak itu, Kusno sudah mati penasaran apa yang ada di dalam semak-semak tersebut.
"Halah, cuma dua orang remaja yang bersembunyi, No," balas Kardi.
Mendengar balasan temannya itu, Kusno langsung bergegas mengecek dan juga ingin bertanya mengapa ada dua remaja di hutan dan bersembunyi.
"Cepat berdirilah, ayo ikut aku sebentar, Nak," kata Kardi mengajak dua anak itu.
"Ke mana, Pak?" jawab salah satu anak itu.
"Sudah ayo, jangan banyak tanya," kata Kardi memaksa.
"Lho, mau kau ajak ke mana anak-anak ini, Kar?" tanya Kusno heran.
"Alah, sama aja kau ini, Noo," timpal Kardi.
Lantas setelah itu, Kardi pun mengajak anak itu ke tempat berkumpul dan tempat istirahat dari lelahnya. Dua remaja itu pun tetap mengikuti arahan Kardi karena takut dilaporkan ke guru mereka oleh Kardi.
Di sisi lain, Kusno pun juga mengikuti Kardi walaupun pikirannya dipenuhi rasa bingung dan heran.
Sambil berjalan, Kardi melemparkan pertanyaan ke dua anak itu untuk sekadar memecah suasana yang penuh kepanikan.
"Kamu punya nama nggak, Nak?" tanya Kardi sambil tersenyum.
"Iya, punya, Pak," sambung salah satu anak itu.
"Lantas, siapa namamu, Nak? Bolehkah aku tahu?"
"Iya, boleh, Pak. Namaku Raka," ucap anak itu.
"Bagus juga namamu, Nak Raka," puji Kardi.
"Lah, itu yang diam saja kayak orang mau korupsi uang negara, itu siapa?" tanya Kardi.