Kondisi dan Syarat Berlaku

Rit Ardit
Chapter #2

01 - Ditolak

PSSHHH!!!

"Yan dari dulu kan gua udah bilang, kalau mau pinjem duit, pasti gua pinjemin " kata Surya sambil latihan membuat kopi. Bunyi barusan merupakan bunyi dari bagian steam nozzle mesin espresso.

"Kalau gua masih bisa usaha, gak mau minjem-minjem dulu."

"Kemarin sore beli Pocari Sweat ngutang gua 5.000?"

"Ya tadi pagi emang gak langsung gua balikin duitnya?! Tonjok nih!" Nada bicaranya tinggi. Tapi tidak bertengkar.

Masih membahas masalah yang tadi. Rian masih memikirkan cara mencari uang tambahan. Di semester lalu, Rian bangga akhirnya tabungan miliknya bisa digunakan untuk membuka bisnisnya sendiri. Namun setelah mengetahui beasiswanya berbentuk cashback, tabungan dia yang lain, harus dipakai dulu untuk auto-debet bayaran SKS semester baru. Entah sampai kapan harus menunggu uangnya dikembalikan.

"Udah pegang kerjaan di laboratorium, jaga toko, mau nambah lagi emangnya? Buat nyokap lu kan? Kalau bukan buat foya-foya gua rela bantuin kok, ikhlas."

"Tetep aja, gua mau usaha sendiri dulu. Liat dulu ini nih!" Jari Rian mendarat di salah satu tabel deskripsi pekerjaan. 

Menjadi desainer konten sosial media. Bisa kerja dari rumah. Gaji oke, hasil pekerjaan boleh digunakan sebagai portofolio diri sendiri. Oleh PT. Asikin Aja Yuk. 

Membaca nama perusahaannya membuat alis Surya bertaut. "Nemu di mana si lu nih brosurnya? Di kampus?"

"Iya. Gua habis tarik duit yang 20.000-an, ada booth mereka di tengah-tengah lantai dasar."

Kampus Abdi Nusantara. Kampus tempat Rian belajar sekaligus bekerja. Juga kampus dimana dia pertama kali bertemu dengan Tia. Cewek nyebelin, yang sok ikut campur.

Seberapapun masifnya tim marketing menyebut singkatan kampusnya sebagai Universitas ANTARA atau ANTARA University, nama yang dipopulerkan mahasiswanya berbeda. Mereka lebih gemar menggunakan istilah lain. Ya benar, seperti yang kalian pikirkan. Tidak perlu ditulis di sini.

Di dalam kampusnya, lantai dasarnya luas sehingga bisa dipakai untuk berbagai acara. Pameran pekerjaan misalnya. Di lantai itu juga, terdapat mesin ATM yang pecahan uangnya 20.000-an.

"Terus, lu datengin sendiri pamerannya?" Surya masih penasaran.

"Kagalah, ada mbak-mbak dari booth-nya yang datengin gua. Tanya-tanya bentar, gua jawab, dikasih deh brosur-brosur part-time. Heran gua, kenapa gua yang didatengin ya? Padahal banyak tadi orangnya." Rian menganggap ini memang takdir. Paginya dikasih masalah, lalu dalam waktu yang cepat, sudah dikasih solusinya.

Surya cengengesan jahil, "Dia ngeliat lu ngambil duit 20.000-an mungkin! Hahaha."

Mengambil uang pecahan 20.000-an memang bisa berarti orang yang irit, atau sedang benar-benar membutuhkan uang. Surya membawa brosur-brosur dari Rian karena penasaran. Dibulak-balikannya setiap halaman. 

Mereka membicarakan profil perusahaannya. Ternyata itu perusahaan yang bergerak mengembangkan berbagai aplikasi telepon pintar. Mulai dari manajemen keuangan, pinjaman online, investasi hingga manajemen perhitungan stok barang kebutuhan keluarga.

Ternyata ada satu, yang membuat Surya kaget. "HAHAHAHAHA ANJRIT! Gak mau yang ini aja Yan?!"

"Apaan? Kenapa lu dah?"

"Nih, yang ini nih! Anjrit lucu banget sumpah gak bohong deh!"

Penasaran, Rian langsung membaca deskripsi pekerjaan yang ditunjuk sahabatnya. Informasi yang dia baca ternyata juga membuatnya terperanjat. Tidak percaya dibuatnya dengan bisnis yang berkembang saat ini. Besar-besar tulisan diatasnya mudah terbaca, 'MENJADI PACAR PINJAMAN di Pinjam Pacar Apps'.

"Apaan nih? Hah?!" Rian terkejut. Bedanya, dia tidak tertawa terbahak-bahak.

"Mana gua tahu?! Ini kan brosurnya lu yang bawa!"

"Ya gua ogahlah kerjaan yang kayak gini! Aneh banget!" lanjut ucap Rian, masih tidak menyangka dengan informasi tambahan yang barusan dia baca.

"Baca dulu Yan, gede banget ini bayarannya gila, SAMPAI DENGAN 10.000.000 LOH! PER KLIEN!!"

"Jual harga diri namanya, tahu gak?!"

"Yeee.. liat sendiri nih.. layanannya macem-macem. Jadi teman chatting, teman bepergian, atau menyamar sebagai pasangan sungguhan untuk acara nikahan, kumpul keluarga, dan lain-lain! DIBAYAR SESUAI LAYANAN YANG DIPILIH! KERJA SUPER FLEKSIBEL!"

Surya mengisi paru-parunya dengan oksigen, mengatur napasnya sebentar. Terlalu bersemangat membaca informasi yang ada di brosur tersebut. "Tuh, nih tambahan infonya, 100 orang pendaftar pertama yang lolos kriteria dan verifikasi, langsung menjadi akun Superstar, benefit dapat uang bonus disesuaikan dengan rating dari client. Syarat dan ketentuan berlaku!"

"Yaudah lu aja yang daftar!"

"Eh, tabungan gua sekarang masih aman ya. Bisa minjemin orang lain lagi."

"Sombong!"

"Ya terserah. Sana cetak dulu CV-nya, mau langsung kirim, kan?"

*****

JELEEGUUURRR!!!

Musim hujan memang baru dimulai. Tapi tidak menghentikan niat banyak orang untuk datang ke Sahabat Seduh. Banyak yang ingin mencicipi kopi terbaru di daerah tersebut. Namun, ada yang jauh-jauh datang, niat membelinya tidak ada, tapi hanya ingin mampir sesaat untuk nongkrong bersama para sahabatnya. Namanya Nathan. Nathanael Salim.

Dia terdaftar dalam list sahabat Surya dan Rian. Tapi passion-nya bukan di kopi atau kafe. Mimpinya belum terstruktur jelas, tapi dia sudah diikhtiarkan menjadi penerus ayahnya; pengusaha keripik. Entah ada hubungannya atau tidak, mungkin ini yang menyebabkan candaan-candaannya terasa garing. Riset lanjutan harus dilakukan.

"Eh Rian, Surya! Selamat ya! Rame banget nih tokonya!"

"Eh Than, iya thank you. Bukannya lu langsung ke rumahnya Wira?" Surya yang jawab sekaligus bertanya. Rian sedang sibuk.

Lihat selengkapnya