KRING KRING!!!
Rian baru menyusul ke hari pertama Grand Opening Sahabat Seduh. Buset, ramainya minta ampun. Dia masuk dari pintu utama. Di dekat pintu belakang, terpaksa mereka gunakan sebagai area penyimpanan sementara. Ada stok bahan baku lebih untuk berjaga-jaga.
Kepala Surya hanya mendongak sesaat, menyapa sahabatnya datang. Sapanya hanya dibalas dengan anggukkan kepala. Rian bergegas ke ruangan untuk berganti seragam.
Seusai berganti, mulailah dia membantu Marco yang sedang menyiapkan minuman.
"Gimana Yan tadi di kampus?" tanya Surya ramah.
Rian hanya bisa membalas dengan jawaban standar, "Biasa aja. Malemnya kan gua udah baca-baca."
"Yeh! Gak tanya urusan kelas gua," jawab Surya berwajah datar. "Soal si Tia maksudnya!"
"Kok.. nanyain dia?"
"Lah, gua tanya kok lu tanya balik?"
Tidak ingin pembicaraannya menjadi kusut, Rian mengalah. "Hhhh... Dia ketiduran, gua bikinin kopi bentar, terus gua tinggal kelas. Gak ketemu lagi." jelasnya singkat sambil berdecak.
"Cie.. lu buatin kopi? Buat apa?"
"Buat diminum lah.. emang buat diliatin?"
"Ya maksudnya kenapa kok tumben?"
"Paginya.. dibentak sama Ari.. kasian aja gua."
"Wah, Rian bisa juga ya jadi orang baik!"
"Berisik banget si lu, cuman mau tanya itu doang? Tuh! Ada yang dateng lagi!" Rian jadi galak. Surya langsung bersigap lagi di meja kasir. Berhubung yang datang tidak memesan minum, jadi Rian tidak sibuk.
Surya melanjutkan pembicaraan. "Jadi gimana? Udah nemu belum 'klien'?" jari-jarinya digoyangkan seperti tanda petik dua. Rian tersenyum sesaat. Dia keluarkan gawainya dan ditunjukkan ke Surya.
Kedua mata Surya diusap-usap karena tidak percaya dengan apa yang dia lihat. "Cantik banget! Eh bentar. Berarti sekarang, lu harganya lima jutaan ya sebulan?" candanya.
Rian menarik kembali gawainya dengan tatapan sinis. "Berisik lu Sur!"
"Eh gua belum baca semua! Orangnya kayak gimana?"
Rian jelaskan perlahan-lahan. Vanessa seumuran dengan Rian. Wanita ini sedang kuliah Magister Arsitektur. Di universitas saingan yang tidak jauh dari kampus ANTARA. Lebih suka kucing ketimbang anjing. Tinggi tubuhnya sekitar 165cm. Angka pastinya tidak ditulis, tapi Rian menghitungnya secara kasar menggunakan rumus trigonometri. Wajahnya tirus, kulitnya putih bersinar. Kemungkinan besar sukanya berambut panjang, karena dilihat dari setiap fotonya, tidak ada satupun yang rambutnya sedang pendek.
Mendengar penjelasan sahabatnya, Surya menggerakan kepalanya naik turun lalu mengernyitkan alis matanya. "Lu.. percaya sama orang ini Yan? Gak takut.. tipu-tipu?"
"Ya.. mau gak mau sih harus percaya... Kan dia yang nanti bayar gua? Tapi tadi pagi dia nelpon duluan sih. Ajak ketemuan, hari Minggu nanti," jawab Rian berusaha optimis.
"HAH?! Wow.. oke.. menarik.." Surya kaget sesaat, lalu melanjutkan manggut-manggutnya. "Ya, okelah. All the best. Yang penting, tetep harus hati-hati. Online-online zaman sekarang bisa jadi ajang tipu-tipu," ceramah Surya menutup pembicaraan mereka berdua. Kebetulan, kafe Sahabat Seduh diserbu pengunjung baru.
*****
TRUUTUUTT!!
Hari Sabtu, sudah malam. Bunyi pintu lobi apartemen Surya dan Rian menuju lorong yang ada lift-nya. Di sana sudah ada Wira dan Nathan. Berempat. Waktu sudah menunjukkan jam sebelas malam lewat tiga puluh menit.
Semua pakai baju santai, kecuali Nathan. Ketika tiga teman lainnya pakai celana t-shirt polos atau bergambar dengan celana pendek, hanya Nathan sendiri yang masih pakai baju semi-formal karena sempat lembur. Kejar target katanya. Dia membawa tas ransel raksasa di punggungnya, berisikan laptop dan baju ganti.
"Sumpah weh.. lu mesti belajar milih warna baju sama celana Than. Celana chino panjang ijo gini, masa atasnya dipakein kemeja panjang ijo muda. Kayak TMNT tahu!" canda Wira setelah kedua matanya memindai tubuh Nathan dari bawah ke atas. Rian dan Surya paham. Mereka ketawa terpingkal-pingkal. Tetapi teman mereka yang satunya malah kebingungan.
"Apaan tuh TMNT?" Nathan tidak mengerti referensinya. Ya pastilah tambah ngakak dan meledak-ledak tawa mereka bertiga.
Wira menghela napas. "Teenage Mutant Ninja Turtle oy... Masa gak tahu si, dari film kartun jadul?" katanya.
"Ya gak tahu lah gua! Udah gede emang gua masih nonton gituan?"
Benar-benar membuat teman-temannya sakit kepala. Surya tidak ingin temannya kuper. Jadilah dia yang inisatif membuka gawainya. Segera dia ketik 'TMNT' di mesin pencari Google. Gawainya disodorkan ke temannya ketika beberapa gambar sudah muncul.