Langkah Felis sangat pelan menuju meja yang dihuni Nathan, Jessica, Tia, dan Rian. Steven, dengan licik dan lihai, mengarahkan posisi duduk baru. Dia 'izin paksa' untuk duduk di sebelah Nathan. Sedangkan tunangannya, di sebelah Rian.
Ini penyiksaan untuk Nathan. Di sebelahnya, ada orang yang dia benci. Dari tempat duduknya, dia bisa melihat wajah Felis dengan jelas. Belum lagi, mata Nathan sesaat melihat ke tangan kiri Felis. Sudah ada cincin. Pertanyaan yang selama ini masih tersimpan dalam benaknya, kini sudah terjawab. Ditolak Felis karena dia sudah melabuhkan hatinya ke Steven.
"Eh kenalin nih, temen-temen dari gereja gua yang deket rumah. Ini Steven. Ini Felis," arahan dari Jessica kepada dua laki-laki yang sedang membisu.
Jessica tambahkan penjelasan singkat soal mereka berdua. Selain kenalan di gereja, dia juga jelaskan mereka berdua sudah bertunangan. Rian sudah tahu. Sedangkan Nathan, juga sudah melihat cincin di tangannya sebelum dijelaskan.
"Iya, kita udah kenal kok sama dua-duanya!" ceplos Steven.
Jessica semakin penasaran, "Oh kenal di mana?"
"Aduh sori ya, gua ke kamar mandi dulu, mual," Felis memohon izin dan meninggalkan mereka semua. Semua mata memandang Felis yang mulai berjalan cepat keluar dari restoran.
"Kenapa si Felis?" lanjut Jessica.
"Lagi gak enak badan, biasa lah, GERD," jelas Steven.
"Oh astaga.. Udah ke dokter belum?" Nathan ingin tahu.
"Udah kok, baru aja dari dokter. Ya gitu deh, harusnya si aman-aman aja."
"Gak lu temenin?" tanya Rian sinis.
"Kalau gua temenin, yang pesenin makanan dia siapa dong? Lu? Nathan? Dia kan makan milih-milih."
Sial. Steven bisa saja ngelesnya. Ya memang masuk akal. Tapi, cara menjawabnya menyebalkan.
"Eh iya nih, buruan pesen. Biar gak kelamaan," Jessica mengoper tablet ke Nathan, minta diestafetkan ke arah Steven. "Eh lanjut, kalian kenal sama Nathan sama Rian dari mana?"
Steven menerima gadget tersebut. Sambil memilih-milih hidangan, dia mulai bercakap, "Kalo Nathan, dikenalin Felis, pernah ada proyek kerja bareng sama Felis. Terus pernah ketemuan gitu pas makan-makan bareng. Ya gak Than?"
Nathan mengiyakan cerita Steven.
Steven memasang wajah menyebalkan sambil menatap mata Rian. "Nah.. kalau Rian nih..." katanya menggantung seraya mengembalikan tablet di tangannya ke Nathan. Lanjutlah dia ngerocos, "Baru aja ketemuannya kemarin, ya gak?" tanya terakhir ke Rian diiringi dengan kedua alisnya yang dinaikkan.
"Iya.." Rian juga mengiyakan cerita Steven.
Bola mata Rian melihat ke arah sekitar. Tiga pasang mata sangat penasaran dengan pertemuan mereka berdua di hari kemarin.
Tidak hanya Rian yang sadar akan beberapa pasang mata yang sedang memperhatikan pembicaraannya. "Kirain hari ini bawa pacarnya. Ternyata enggak.." iseng Steven kepada Rian, berusaha menghebohkan suasana.
Tiga pasang mata langsung terbelalak. Rian? Sudah punya pacar?