Konsonan Cinta yang Kehilangan Vokalnya

Muhammad Arief Rahman
Chapter #20

S. HAS BEEN STARTED

"Jadi ... apa rencanamu?" Inspektur Pandhu langsung menanyaiku ke arah pokok pembahasan. Tipe yang blak-blakkan, cocok dengan seragam kebesaran yang ia kenakan.

"Soal rencana, saya masih sedikit ragu dan ingin mempertimbangkan dengan anda dan Agung terlebih dahulu."

Brak!

Meja makan kami bergetar kuat saat Inspektur Pandhu menggebraknya dengan santai. Beliau berdiri tegap lantas berkacak pinggang, menatapku tajam.

"Maksudmu rencana ini belum matang?"

"Benar," kataku sambil membalas tatapan matanya. "Bagaimana pun ini adalah kerja sama tim. Diskusi dan pertimbangan yang akurat bisa menjadi rencana yang hebat."

"Begitukah?"

Aku mengangguk takzim sebagai ganti jawaban.

Brak!

Lagi-lagi Inspektur Pandhu melayangkan tinjunya kepada meja yang tak berdosa. Agung yang dari tadi terlihat suntuk dan diliputi oleh kantuk menjadi tegang bukan kepalang. Aku santai saja menanggapi gertakan ini, lebih tepatnya aku sudah bisa menebak alasan dari tindakan Inspektur Pandhu. 

"Seorang pria sejati selalu memikirkan logika ketimbang perasaan. Bodoh amat soal kerja sama tim jika rencana yang disusun belum matang dan strategi yang kau inginkan belum terpikirkan. Ini adalah kasus dalam teritorimu, Adnan. Kaulah satu-satunya orang di dalam koalisi yang tahu betul seluk-beluk misi ini. Understood?!"

Brak!

Aku menggebrak meja dan segera berdiri tegap. "Yes, Sir!"

Brak!

Inspektur Pandhu menggebrak meja lagi. "Bagus ... Camkan itu dalam lubuk hatimu yang terdalam, wahai rekan sejiwaku!"

Brak!

Aku pun melakukan hal sama. "Dengan senang hati, Inspektur Jenderal Pandhu Sanjaya yang gagah nan perkasa!"

Brak!

Lihat selengkapnya