Satu minggu lewat dengan cepat. Hari ini ulang tahun Leta yang ke-17. Dengan menyandang beban yang berat dibanding biasanya, Leta berangkat ke sekolah bersama sopirnya.
Atas permintaan Leta, gadis itu akhirnya tak menuntut banyak hal tentang acara ulang tahunnya. Leta hanya meminta waktu berharga kedua orang tuanya untuk merayakan ulang tahunnya bertiga saja. Meski awalnya terdapat muka keberatan di antara keduanya, mereka akhirnya tetap menuruti permintaan Leta.
Langit jingga sudah datang menjelang, Leta termangun memikirkan apa saja yang akan terjadi nantinya. Ia benar-benar tak siap untuk mendengar keputusan orang tuanya. Keputusan tentang kehidupannya yang awalnya berjalan sempurna namun ternyata dibalut penuh kebohongan.
----------------------
Dengan menggunakan piama favoritnya, Leta berjalan pelan menaiki tangga menuju balkon lantai dua. Pesta ulang tahunnya kali ini bertemakan pesta piama. Reta dan Angga juga mengenakan piama yang dipilih oleh Leta jauh hari sebelumnya.
"Tadaaa, surprise! Gimana Leta? Bagus nggak dekorasi Mama?"
Balkon lantai dua yang terbuka memamerkan pemandangan langit yang dipenuhi bintang. Di tengah ruangan sudah disulap layaknya tempat dinner keluarga. Dilengkapi meja persegi dan kue berwarna biru dengan hiasan lampu kelap kelip di sekeliling, mampu mengembangkan senyuman Leta yang hilang seharian ini.
"Cantik banget Ma, aku suka. Mama pinter juga dekornya," balas Leta pelan. Senyumannya tak hilang semenjak ia menginjakkan kaki di tempat ini.
"Udahh, ayo duduk dulu. Pa, persilahkan tuan putri kita dulu dong."
Angga buru-buru menarik satu kursi untuk anaknya dan mempersilahkannya dengan hormat. Leta tertawa pelan melihat tingkah Papanya. Ia pun langsung duduk di tempat, mereka bertiga akhirnya duduk bersama.
Sambil menyanyikan serangkaian lagu ulang tahun, dengan kue yang menyalakan lilin berangka 17 Leta akhirnya meniupnya dengan suka cita. Reta bertepuk tangan riang, Angga membantu mencopot lilinnya dan mulai memotong kue untuk dimakan.
"Sekolah kamu gimana Ta? Sama guru-gurunya aman? Mama belum sempat nanya sama Tante kamu," tanya Reta.
"Ya gitu-gitu ajalah sekolah Ma. Gimana lagi, paling belajar terus sampe mampus, bosan juga sih sebenarnya. Ohh iya kemarin aku baru aja mau daftar ekskul vokal. Menurut Mama gimana?"
Reta mengangguk menyetujui pendapat Leta," Bagus kok, masa-masa SMA itu masanya nyari banyak pengalaman Ta. Yang penting terus berusaha dan jangan mudah nyerah yaa kalau udah masuknya."