Konstelasi Rasa

Rain
Chapter #4

4

Ketika bel pulang berbunyi, bersamaan dengan itu Leta langsung melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah sebelum siswa siswi lainnya ikut bergerombol. Sambil berjalan santai, Leta menyampirkan tas punggungnya. Leta berusaha menghindari gerombolan siswi lain yang berjalan beriringan dengannya.

"Eh tau nggak, selingkuhan Ayah gue udah kabur tau. Dia lari terbirit-birit pas lihat Mama. Sumpah, puas banget gue denger ceritanya."

Leta langsung menutup telinganya, mencoba mencegah otaknya untuk memikirkan perkataan siswi itu. Namun nyatanya, hal itu tidak pernah mudah bagi Leta.

Tak bisa dihindari, bayangan tentang pernikahan yang berantakan, dua orang dewasa yang bertengkar dan terakhir tentang seorang wanita yang tersenyum licik lalu pergi. Setelah kilas balik itu berpendar di dalam otak Leta, Leta hanya bisa menghela napas. Padahal pelakor yang dimaksud siswi itu adalah ibu dari sahabatnya sendiri, dasar terlalu naif. Leta mengumpat dalam hatinya, bisa-bisanya dia menceritakan semua masalahnya pada musuhnya sendiri. Leta mengutuk langit karena membuatnya berpikir tentang mereka.

Langit menganugerahkan Leta sebuah keistimewaan. Keistimewaan di mana, Leta dapat mengetahui takdir seseorang. Namun sayangnya Leta menganggap kemampuan itu adalah kutukan. 

Karena keistimewaan itulah, Leta harus kehilangan keluarganya. Sejak berumur 10 tahun, Leta tau bahwa dia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Awalnya segala hal berjalan baik-baik saja sejak Leta mengetahui kemampuannya itu. Namun lama-kelamaan, pengetahuan tentang takdir orang lain yang diketahuinya juga mulai menggerogoti dirinya sendiri. 

Satu persatu masalah di dalam keluarga harmonisnya mulai terkuak. Tentang orang tuanya yang sebenarnya tidak saling mencintai sejak awal, tentang perjanjian mereka akan bercerai ketika Leta berumur 17 tahun. Sampai bagian yang paling Leta benci adalah kenyataan bahwa pernikahan kedua orang tuanya direncanakan hanya untuk kepentingan bisnis. Sekarang setelah kedua orang tua Reta dan Angga yang dahulu menjodohkan mereka sudah meninggal. Perusahaan warisan turun temurun keluarga akhirnya jatuh ke tangan mereka masing-masing.

Lihat selengkapnya