KONTRAK JIWA

Anggun Kartika
Chapter #3

3 - "Danastri Candramaya"

“Kita putus saja.” 

Danastri Candramaya atau biasa dipanggil Danas hanya dapat menepuk dahinya dengan kedua tangannya sambil menghela napas panjang ketika mendengarkan kalimat putus dari Arya. Padahal hubungan mereka baru berjalan seumur jagung. Ini sudah kesekian kali dirinya gagal dalam percintaan. Harapan dapat ke jenjang pernikahan yang menjadi impian banyak orang berstatus single sepertinya pada akhirnya kembali pupus. 

“Apa alasanmu meminta kita putus, Arya?” Tanya Danas setelah berhasil mengendalikan perasaannya saat ini. Sedih? Pasti, kecewa? Pasti, patah hati? Apa lagi. Bagaimana tidak, ia merasa hubungannya dengan lelaki yang dikenalkan oleh sahabatnya sebagai partner kerja yang baik dan orang yang baik pula ternyata tidak jauh berbeda dengan mantan-mantannya, hambar dan bubar di bulan ketiga. “Kalau kau katakan aku terlalu baik untukmu rasanya terlalu klise.”

Arya sempat tersentak mendengar pernyataan dari Danas, perempuan yang selama tiga bulan dikencaninya. Ia sendiri pun bingung, perasaan cinta yang menggebu di awal pertemuan dengan Danas tiba-tiba lenyap tak berbekas ketika hubungan mereka menginjak bulan ketiga. Danas adalah sosok gadis yang cantik, baik hati, apa adanya dan cemerlang dengan karir yang dibanggakannya. Ia pun sejak awal mengenal Danas sudah tahu kehidupan seperti apa yang dimiliki gadis itu dan tidak mempermasalahkannya.  

“Kau tak perlu khawatir kejujuran alasanmu meminta putus dariku akan menyakitiku dan membuat air mataku tumpah,” Danas menyeruput kopi susu pandan favoritnya di Ganendra Café, sebuah tempat nongkrong berkonsep minimalis berbalut naturalis dengan tanaman-tanaman hijau merambatnya yang akan membawa para pengunjung seakan berada di dalam hutan tropis, penuh kedamaian. Ia tersenyum miris dalam hati, sungguh berkebalikan dengan suasana hatinya yang bak genderang perang dan dengan apik ia kendalikan dibalik topeng wajah ‘aku baik-baik saja’.

Tempat yang merupakan saksi sejarah ia memulai awal hubungan dengan lelaki penggila IT di hadapannya ini kini menjadi saksi sejarah pula sebagai tempat berakhirnya hubungan mereka berdua. Ah, dirinya hampir lupa, tempat yang selalu menjadi saksi sejarah tepatnya, di setiap kandas hubungan asmaranya, karena café tersebut adalah tempat favoritnya sejak ia masih menjadi mahasiswa berjaket kuning sebagai almamaternya.  

“Ma…, maafkan aku Danas,” Arya menundukkan kepalanya dalam di hadapan Danas. “Entah mengapa perasaanku padamu mendadak hilang tak berbekas ketika hubungan kita menginjak tiga bulan…”

Sudah Danas duga itu adalah alasan yang sebenarnya! 

Danas…, Danas…, ada apa denganmu? Mengapa semua hubunganmu dengan setiap lelaki yang kau kencani hanya bertahan hingga tiga bulan dengan alasan yang sama? Rasanya angka tiga seperti angka kutukan baginya untuk urusan percintaan. Padahal selama ini angka itu merupakan angka keberuntungannya jika berhubungan dengan karier pekerjaannya. Apa yang salah dengan dirimu Danastri Candramaya? Apa yang telah kau lakukan di masa lalumu sehingga hubungan percintaanmu selalu berakhir tidak bahagia?

“Putus lagi Mbak Danas?” Tanya Putri, manager operasional café tersebut dan juga merupakan saksi bernyawa setiap hubungan Danas yang kandas sejak ia bekerja sebagai barista hingga menduduki jabatannya saat ini. “Ini ada obat patah hati gratis dari saya untuk Mbak Danas.” Putri menyodorkan cappuccino panas dan chocolate cheesy toast untuk salah satu pelanggan setianya itu setelah lelaki yang sejak tadi bersama Danas pergi meninggalkan gadis itu sendirian. “Untuk…kesekian kalinya…,” Ucapnya meringis.

“Iya Mbak Putri,” Jawab Danas frustasi sambil menelungkupkan wajahnya dengan kesepuluh jarinya. “Terima kasih atas perhatianmu yang untuk kesekian kalinya juga…”

Lihat selengkapnya