KONTRAK JIWA

Anggun Kartika
Chapter #8

8 - "Mimpi"

“Tuan Putri Roro Jonggrang, anda hendak kemana?” Tanya salah satu pelayan wanita yang memergoki Roro Jonggrang yang akan pergi keluar istana dengan pakaian biasa agar tak ada yang mengenalinya. Hanya kalung emas yang tersemat di atas dadanya dan sepasang anting berbahan sama yang menjadi pembedanya.

“Ssttt…, jangan keras-keras bicaranya, nanti para pengawal mendengar dan melaporkan pada Ayahanda,” Rara Jonggrang menutup mulut pelayan tersebut setelah terpergok melihatnya. Sudah menjadi kebiasaan dari putri cantik ini bermain keluar istana untuk mengusir kebosanannya akan sifat protektif ayahandanya dengan mengunjungi para rakyatnya sebagai orang biasa. Itulah sebabnya meskipun Kerajaan Prambanan dipimpin oleh Raja yang bengis dan kejam, perlakuan itu tertutupi oleh putrinya yang memiliki sifat welas asih sebagai pemimpin bayangan sang raja sehingga rakyatnya tetap setia kepada keluarga kerajaan dan kemakmuran tetap berada di sekelilingnya. “Aku hanya ingin berjalan-jalan saja menikmati suasana dan akan kembali pada sore hari nanti. Sampai jumpa!”

“Eh, Tuan Putri!” Teriak pelayan berusaha mencegahnya namun tidak berhasil.

Secepat kilat Roro Jonggrang memacu kuda coklat kesayangannya yang merupakan hadiah dari ayahnya untuk keluar dari istana melalui jalan rahasia yang dibuatnya. Tidak seperti tuan putri kerajaan yang lainnya, Roro Jonggrang tumbuh menjadi perempuan berjiwa ksatria dengan kemampuan berperang tak kalah dengan para panglima Raja Boko dibalik kelembutan dan kecantikan fisiknya yang terkenal seantero Pulau Jawa. Bagai magnet yang membius mata, setiap orang yang baru mengenalnya akan terbuai oleh aura yang dimilikinya dan telah banyak yang menjadi patah hatinya ketika lamaran mereka tertolak baik disengaja maupun tak disengaja oleh gadis ini karena sifat riang dan bebasnya.

Roro Jonggrang tidak menyadari bahwa tingkah lakunya yang sering keluar istana tanpa izin sebenarnya diketahui oleh Raja Boko namun dirinya selalu membiarkan sang putri karena rasa cintanya pada anak tunggalnya itu dan tahu bahwa yang diperbuat Roro Jonggrang di luar sana sungguhlah membantunya. Katakanlah ia memanfaatkan anaknya, namun pada kenyataannya hal itu bermanfaat dalam menjaga eksistensi kekuasaan di bawah kerajaannya. Bagaimanapun Roro Jonggrang ditakdirkan menjadi ratu masa depan yang akan menggantikan posisinya meskipun waktunya masih lama.  

Sementara itu, Roro Jonggrang yang telah tiba di pasar rakyat segera menuruni kudanya dan mengikatnya pada istal umum khusus tempat parkir kendaraan berkaki empat tersebut kemudian mulai melakukan aksinya bergabung dengan kerumunan massa untuk menikmati suasana keramaian tanpa batas ini. Sesekali ia menghampiri para pedagang yang menawarkan dagangannya sambil menanyakan keadaan mereka. 

Lihat selengkapnya