KONTRAS

Albert Stefanus
Chapter #5

Conflict - Begin

Banyak siswa berhamburan memenuhi Museum Dirgantara. Rombongan siswa berjalan pelan memperhatikan semua artefak yg terpajang di museum tersebut. Ada yg menatap kagum, ada yg mengabadikan lewat kamera gawai, ada yg serius membaca keterangan yg terpampang di samping artefak, dan ada juga yg tak peduli sama sekali.

Gelora beserta teman akrabnya tampak bersenang-senang di area museum tersebut. Ia dan empat teman lainnya asyik berfoto, bercanda, berguyon, dan menikmati waktu yg telah diberikan oleh pihak sekolah. Lalu salah satu teman menunjuk pada salah satu artefak pajangan. Sebuah bongkahan ekor pesawat yg sudah hancur.

 

"Oi, Gelo! Foto di sana yuk!" Teriak temannya tersebut antusias.

 

Gera, Lora, Gara, Gelo, Laga, Elor, dan lain sebagainya. Banyak macam nama panggilan yg disematkan pada Gelora. Ia sama sekali tak mempermasalahkan hal itu. Baginya apalah arti sebuah nama. Walaupun Gelora tahu bahwa namanya memiliki arti yg cukup bermakna.

Waktu kecil dulu ia pernah diberi tahu oleh Ayah dan Ibu tentang arti namanya. Namun, ia lupa akan hal itu. Dan lagipula itu tak terlalu penting menurutnya. Gelora juga sama sekali tak berusaha untuk mengingat arti namanya tersebut.

Mereka berlima menuju ke arah artefak tersebut. Bongkahan ekor pesawat itu dipajang di atas tumpuan lantai yg cukup tinggi. Di salah satu bagian tepampang tulisan “Dakota VT-CLA” yg cukup besar. Gelora melihat ke arah bongkahan pesawat tersebut. Ia merasa penasaran dengan apa yg terjadi dengan pesawat tersebut.

 

"Kenapa pesawat ini bisa jatuh?" Tanya Gelora dalam hatinya. "Kecelakaan apa yg menimpa pesawat ini?" "Dan apa yg istimewa sehingga bisa dipajang di museum ini?"

Lihat selengkapnya