Kopi dari Lovi

Farra Dewi
Chapter #2

Coffe#1 - MESUM

"Pada sebuah selisih yang sudah kupilih. Kumohon, bantu aku pulih."

Seperti biasa. Suara klakson yang terdengar sahut-menyahut, misah-misuh pengendara yang tak sabar, barisan kendaraan yang sudah seperti semut berbaris menghiasi kota Jakarta. Bisingnya kendaraan di jalanan, terdengar sampai ke salah satu kedai kopi. Keadaan ini tak bisa dihindari. Lokasinya yang tak cukup jauh dari jalan raya, bisa menangkap jelas suara bising dari jalanan.

Lelaki dengan apron cokelat itu begitu cekatan saat menyajikan secangkir latte. Tangannya bergerak dengan natural, seolah saraf-saraf pada otot tangannya sudah hapal kemana ia harus bergerak. Penakaran bubuk kopi yang begitu pas. Menghasilkan espresso yang sempurna. Rasio fresh milk yang digunakan juga tepat. Sehingga secangkir latte yang dibuatnya meninggalkan cecap kenikmatan pada setiap pecintanya.

Terdengar suara derit pintu terdorong. Seorang wanita dengan hot pants jeans yang dipadukan dengan oversized t-shirt putih dan gelungan dikepalanya masuk dengan senyum manis.

"Annyeong haseyo!"

Dari fashion style dan cara menyapanya, terlihat jelas bahwa wanita ini penganut k-pop, atau yang biasa disebut k-popers.

"Selamat datang di kedai kopi Milik Kita." barista tadi balik menyapa.

"Permen susu mahal?" tanya wanita tersebut.

Barista dibalik bar itu hanya tercenung. "Maaf, tapi kami tidak menjual permen susu."

Wanita itu hanya menghela napas. "Enggak pernah nonton iklan, ya, mas-nya?" tanpa mendengar jawaban dari barista tersebut, ia langsung melontarkan satu kalimat lagi, "espresso satu."

Barista itu mengangguk dan bersiap menyajikan secangkir espresso pesanannya. Ia menggiling biji kopi yang masih utuh dalam mesin grinder, lalu bubuk kopi yang dihasilkan ditampung pada wadah bernama portafilter. Terlihat bukit kecil pada bubuk kopi tersebut, ia meratakannya, lalu menekan kopi tersebut dengan tamping. Setelahnya bubuk kopi itu dimasukkan dalam mesin pembuat espresso. Secangkir espresso siap diantar.

***

Wanita itu memilih tempat duduk yang paling pojok. Berada disisi tembok, membuatnya terlihat jauh dari jangkauan. Beruntungnya tempat duduk yang ia pilih tersedia stop kontak yang menempel pada dinding di sebelahnya. Perfect, batinnya.

Ia mengeluarkan notebook yang ia simpan di tasnya. Berhubung baterainya masih full, ia belum membutuhkan stop kontak disampingnya itu. Ternyata tidak hanya itu, sebuah headphone karakter kucing dengan perpaduan warna putih dan pink pun dikeluarkan dari tasnya. Lalu, ia mulai menghubungkan headphone tersebut dengan notebooknya melalui bluetooth.

"Espresso-nya mbak," ucap barista di depannya seraya menaruh secangkir espresso lengkap dengan tatakan gelasnya. "Selamat menikmati."

Baru saja ia hendak pergi, wanita itu menyela, "Mas..."

Lihat selengkapnya