Meisy baru saja memasuki gerbang SMA CENTAURI, berjalan di koridor menuju kelasnya yang berada di lantai 3. Di setiap langkahnya diiringi dengan nada-nada mengejek dan tatapan tidak suka atau jijik? Meisy tidak peduli itu.
"Aduh, ini hama ngapain masih sekolah disini sih? Ganggu banget."
Meisy berhenti. Berbalik dan menatap tajam orang yang baru saja mengatainya hama.
"Maksud lo apa?" tanya Meisy, lupakan jika Meisy sempat berpikir untuk tidak peduli.
"Lo ngomong sama gue?"
"Shaula Carina, gue ngomong sama lo," ujar Meisy dengan nada tinggi, mencoba untuk tidak menampar orang yang ada di depannya.
"Oh, sama gue. Tapi sorry, gue nggak mau ngomong sama lo tuh," balas Shaula dengan nada meremehkan.
"Lo," ucap Meisy dengan tangan yang siap melayang ke pipi kiri Shaula, tidak sampai. Ada tangan lain yang mencengkram kuat tangannya untuk tidak menampar Shaula. Lalu, dengan kasar orang itu mendorong Meisy. Meisy terjatuh, mendongak untuk melihat siapa orang yang sudah mendorongnya. Disana sudah berdiri orang yang Meisy benci, Agnan Centaurus. Orang yang baru saja mendorongnya hingga terjatuh.
Meisy berusaha untuk berdiri dan mencoba untuk pergi dari sana, menghindari Agnan adalah pilihan terbaik.
"Mau kemana lo?" tanya Agnan dengan menahan tangan Meisy untuk tidak pergi.
"Lepas!"
"Gue tanya, lo mau kemana ha?" tanya Agnan lagi.
"Bukan urusan lo," jawab Vega seraya berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman kuat Agnan.
"Urusan gue, karena lo hampir nampar Shaula."
Meisy yang mendengar itu, menoleh ke arah Shaula. Yang di tatap menampilkan senyum kemenangan di bibirnya, membuat Meisy geram. Bukan hanya Shaula, sudah banyak orang yang mengerubunginya hanya untuk menonton tanpa menolong.
"Cewek kayak dia emang pantas untuk di tampar," ujar Meisy.
PLAK