Waktu terasa berjalan berbeda di dalam gua persembunyian para Penyimpan Ingatan. Di luar, di dunia atas, detik dihitung dengan presisi atomik oleh Algoritma Pusat. Di sini, di bawah tanah, waktu mengalir mengikuti ritme alami cahaya lumut berpendar, siklus kerja komunal, dan detak jantung komunitas yang berjuang untuk bertahan. Bagi Lyra dan Orion, jeda dari kejaran langsung ini adalah kesempatan berharga untuk bernapas, memulihkan diri, dan yang terpenting, memproses badai yang baru saja mereka lalui serta merencanakan langkah selanjutnya.
Ancaman penemuan oleh sistem menjadi pedang Damocles yang menggantung permanen di atas kepala mereka dan komunitas Penyimpan Ingatan. Data seismik anomali yang ditemukan Lyra terus menunjukkan peningkatan aktivitas pemindaian di area sekitar pintu masuk rahasia mereka. Sistem tidak menyerah; ia hanya mengubah taktik, dari perburuan terbuka menjadi pencarian sistematis yang lebih tersembunyi namun tak kalah berbahaya. Waktu mereka terbatas.
Di tengah ketidakpastian inilah, hubungan Lyra dan Orion memasuki fase baru yang lebih dalam. Kepercayaan yang ditempa melalui bahaya bersama dan diperkuat oleh penerimaan komunitas (meskipun masih ada sisa-sisa kewaspadaan) menciptakan ruang aman yang lebih nyata bagi mereka. Ruang di mana mereka bisa melanjutkan eksplorasi teks-teks terlarang itu, tidak lagi hanya sebagai analisis intelektual atau eksperimen canggung, tapi sebagai panduan untuk memahami dan memperdalam ikatan unik yang tumbuh di antara mereka.
Bilik kecil yang mereka tinggali bersama menjadi laboratorium privat mereka. Di sini, jauh dari mata sistem dan bahkan dari tatapan ingin tahu komunitas, mereka mulai benar-benar menyelami ajaran teks kuno tentang penyatuan jiwa dan raga. Mereka membaca ulang bagian-bagian tentang "komunikasi intim" – bukan hanya tentang keinginan dan batasan, tapi juga tentang berbagi ketakutan terdalam saat berada dalam kondisi paling rentan, tentang mendengarkan desahan dan detak jantung pasangan sebagai bahasa tersendiri.
Mereka mempraktikkan "relaksasi" dan "menciptakan lingkungan nyaman" yang ditekankan dalam salah satu file – meskipun dalam kesederhanaan gua, mereka mencoba menciptakan momen tenang, menyalakan lilin rakitan beraroma rempah yang menenangkan (hadiah dari salah satu tetua), dan secara sadar melepaskan ketegangan hari itu sebelum saling mendekat.
Dan mereka mulai menjelajahi dimensi fisik keintiman dengan kesadaran dan tujuan baru. Bukan lagi sekadar sentuhan ragu-ragu atau ciuman virtual, tapi eksplorasi sensual yang disengaja, dipandu oleh deskripsi teks tentang "pemujaan tubuh" dan "peta harta karun kenikmatan". Orion, dengan kelembutan yang mengejutkan bagi seorang mantan Alpha, belajar memetakan setiap lekuk tubuh Lyra dengan sentuhan penuh penghargaan, menemukan "keunikan" dalam hal-hal kecil yang oleh sistem dianggap sebagai ketidaksempurnaan—bekas luka samar di bahunya dari kecelakaan kerja kecil, cara kulitnya meremang saat disentuh di titik tertentu.
Lyra, di sisi lain, melepaskan lapisan terakhir dari logika teknisinya saat bersama Orion. Ia belajar untuk merasakan tanpa perlu menganalisis secara berlebihan. Ia belajar untuk mengungkapkan kenikmatan atau ketidaknyamanan secara verbal maupun non-verbal, mempraktikkan komunikasi dua arah yang ditekankan teks. Ia menemukan bahwa tubuh Orion, yang dulu hanya ia lihat sebagai representasi kasta yang berkuasa, juga memiliki "keunikan" dan kerentanannya sendiri—urat nadi yang berdenyut di lehernya saat ia bersemangat, otot bahunya yang tegang saat ia merasa cemas. Menghargai tubuh pasangan sebagai "limited edition" kini bukan lagi konsep aneh, tapi pengalaman nyata.
Dalam keintiman baru inilah mereka mulai memahami apa yang dimaksud teks dengan "orgasme dahsyat" yang lahir dari "penyatuan jiwa dan raga". Itu bukan sekadar pelepasan fisik, melainkan momen transendensi singkat di mana ketakutan akan sistem, beban masa lalu, dan bahkan batas-batas individualitas mereka seolah melebur dalam gelombang kenikmatatan dan koneksi emosional yang begitu kuat hingga terasa spiritual. Momen-momen ini menjadi jangkar mereka, pengingat akan kemanusiaan utuh yang coba direnggut oleh sistem, dan bukti nyata akan kekuatan transformatif dari apa yang mereka pelajari. Ini adalah kebahagiaan autentik yang tidak bisa disediakan oleh algoritma manapun.